Info Haji: Pintu Ka’bah dan Adab Memasukinya

Eramuslim – Sebenarnya Ka’bah memiliki dua buah daun pintu, namun yang selalu digunakan untuk ke luar masuk bangunan suci ini hanya satu, yaitu pintu yang bersisian dengan rukun Hajar Aswad.

Pintu Ka’bah terbuat dari bahan emas murni 99 karat, dengan berat keseluruhannya 280 kilogram. Tahun 1399 Hijriyah, pintu itu dihargai SAR 14.420.000. Letak pintu dari lantai tawaf sekitar 2,25 meter. Daun pintu Kakbah memiliki panjang sekitar 3,06 meter dengan lebar 1,68 meter.

Untuk dapat mencapai pintu Ka’bah harus menggunakan tangga seperti tangga mimbar yang terbuat dari kayu berlapis perak. Tangga ini merupakan hadiah dari seorang penguasa India. Sehari-hari tangga ini tidak diletakkan di sana, kecuali jika pintu akan dibuka untuk pengunjung dan pada perhelatan besar, yang tidak lebih dari 15 kali dalam setahun.

Dalam perjalanan sejarah pintu Ka’bah telah berubah-ubah, baik bentuk, sendi, dan bahan bakunya. Pintu Kakbah yang saat ini terpasang merupakan hadiah Khalid bin Abdul Aziz, salah satu Raja Saudi Arabia.

Muslim pilgrims reach to touch the golden doors of the Kaaba as they perform the walk around the Kaaba (Tawaf) at the Grand Mosque in the Saudi holy city of Mecca early morning on November 9, 2010. The Kaaba, Islam’s holiest site which stands in the centre of Mecca’s Grand Mosque, contains the holy Black Stone which is believed to be the only piece remaining from an altar built by Abraham. AFP PHOTO/MUSTAFA OZER (Photo credit should read MUSTAFA OZER/AFP/Getty Images)

Sebagian ulama memfatwakan sunnah masuk ke dalam Kakbah karena Rasulullah SAW sewaktu menaklukkan Mekah masuk ke dalam Ka’bah dan bersabda, “Siapa yang masuk ke Baitullah, maka ia masuk ke dalam kebaikan, ke luar dari kejahatan dan ia mendapat ampunan.” (HR Ath-Thabrani dari Ibnu Hajar)

Diriwayatkan ketika masuk ke dalam Ka’bah, Rasulullah SAW menjaga adab dengan bertakbir tasbih, tahlil, tahmid, berdoa dan beristigfar.

Saat ini tentu saja hampir tidak mungkin seluruh jemaah haji biasa bisa memasuki Ka’bah yang pintunya selalu terkunci. Namun Nabi Muhammad SAW telah memberi contoh ketika suatu hari sang istri, Aisyah ra, ingin masuk ke dalam Kakbah.

Saat itu Rasulullah menyuruhnya salat di Hijir Ismail, sebagaimana sabdanya, “Jika engkau ingin memasuki Kakbah, masuklah ke Hijir Ismail karena ia merupakan bagian dari Baitullah.”

Untuk memudahkan umat muslim memasuki Kakbah dan menghindarkan mereka dari berbagai akibat negatif, maka memasuki Hijir Ismail yang berada di bagian utara sama dengan berada di dalam Ka’bah karena dahulu Hijir Ismail merupakan bagian dari Ka’bah. (Sejarah Ka’bah, Kisah Rumah Suci yang Tak Lapuk Dimakan Zaman dan Buku Pintar Haji dan Umrah)