Corona dan Doa Nabi Yunus

Eramuslim.com – Nabi Yunus AS adalah seorang nabi yang sangat dikenal, hamba Allah yang saleh dan taat, gigih dan penuh komitmen dalam menjalankan kewajiban dakwahnya. Hingga suatu ketika beliau merasa jika kampung di mana beliau menjalankan dakwahnya telah sampai pada puncak resistensi tertinggi. Pertimbangan kemanusiaannya seolah mengatakan bahwa mereka tidak mungkin lagi akan menerima kebenaran ini.

Singkat cerita beliau berencana meninggalkan kampung itu. Bukan karena takut. Bukan pula karena melarikan diri dari kewajiban Dakwah itu. Tapi beliau terpikir bahwa kemungkinan saja orang-orang di kampung lain, di seberang lautan, akan lebih menerima dakwahnya. Karenanya beliau memutuskan untuk naik kapal laut menyeberangi samudra luas itu.

Pada hari keberangkatan itu ternyata perahu itu begitu penuh. Dan itu dirasakan ketika telah berada di tengah lautan yang luas. Dan karenanya harus ada salah seorang di antara mereka yang dikorbankan demi keselamatan semuanya.

Untuk memutuskan siapa yang harus dikorbankan, dilakukanlah undian. Undian yang dilakukan beberapa kali itu ternyata terjatuh ke nama “Yunus” untuk dikorbankan. Maka beliaupun harus dilempar ke dalam lautan itu.

Ketika tenggelam terbawa ombak itulah belia tiba-tiba ditelan oleh seekor ikan hiu. Ikan hiu itu tidak menggigitnya. Tapi ditelan dengan aman, seolah mendapat perintah gaib untuk menyelamatkannya.

Yunus AS benar-benar berada dalam situasi yang mencekam. Beliau berada dalam kegelapan yang berlapis. Kegelapan malam, kegelapan samudra luas, dan kegelapan perut ikan hiu itu.