Bocah Semir

Hampir selalu ada fenomena duka di belantara Jakarta. Tak terkecuali di kalangan anak-anak. Di usia yang mestinya sibuk belajar, bercengkrama dengan ayah ibu, kakak adik; justru mereka bercapek-capek mencari nafkah.

Inilah di antara kesibukan anak-anak di parkiran sebuah mal di kawasan Jl. Gajah Mada, Jakarta. Dengan menyemir sepatu, bocah ini mengambil peran orang tua dalam membiayai keluarga. Berikut penuturannya dengan Eramuslim.

Nama adik siapa?
Reza

Umurnya berapa?
13 tahun.

Masih sekolah?
Masih, kelas 1 SMP.

Bapak ibu kerja apa?
Jualan nasi uduk di rumah.

Rumahnya di mana?
Dekat sini.

Kakak kerja apa?
Kakak baru lulus SMK. Masih nganggur.

Adik-adik?
Semua masih sekolah.

Tiap hari di sini?
Ya, mulai pulang sekolah sampe malam.

Dapat berapa duit tiap hari?
Nggak tentu.

Per hari, paling banyak nyemir berapa sepatu?
20.

Per sepatu dibayar berapa?
Ada yang ngasih seribu, ada yang dua ribu.

Uangnya buat apa?
Buat emak, sama nabung.

Cita-cita mau jadi apa?
Hmm… (Cuma tersenyum, red)