Dua Amalan Ringan, Tapi Agung Pahalanya di Akhirat

Dalam riwayat lain dari sahabat mulia Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menegaskan bahwa diam merupakan amalan mulia, sebab banyak bicara memiliki kecenderungan menjerumuskan pelakunya ke dalam binasa, dosa, siksa, dan neraka.

Maka, sebagaimana petuah agung Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, berkatalah yang baik atau diamlah. Diam juga disebut sebagai amalan yang paling mulia sebagaimana diriwayatkan oleh Ubadah bin Shamit. Sahabat mulia Muadz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Nabiyullah, amalan apakah yang paling utama?”

Sang baginda menjawab, “Diam, kecuali dari hal kebaikan.”

Di zaman ini, semua orang bisa berbicara apa saja, kapan saja, di berbagai kanal informasi. Tanpa memperhatikan validasi dan kebenaran informasi, masing-masing orang merasa layak untuk mengatakan apa pun yang didapatkan dari orang lain, pun jika sumbernya tak jelas.

Maka dua hal ini, sebagaimana sabda Nabi dari sahabat Abu Dzar al-Ghifari, sangat benar di masa kini. Masa ketika semua orang menuntut untuk biacara dan didengar kalamnya, maka dua amalan ini benar-benar paling ringan di tubuh dan dijanjikan pahala agung bagi pelakunya. Akan tetapi, amat berat untuk melakukannya.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]