Sikap Rasulullah Terhadap Bid’ah

Eramuslim – Bid’ah adalah perbuatan yang tidak pernah dilakukan Rasulullah semasa hidupnya atau suatu perkara yang dibuat-buat. Rasulullah menghukumi perkara yang dibuat-buat itu sesat dan tidak boleh dilakukan.

Dikutip dari buku 37 Masalah Populer karya Ustadz Abdul Somad Lc MA menyampaikan dua hadist lengkap tentang perkara yang dibuat-buat merupakan kesesatan yang nyata.

Hadist pertama dari Jabir bin Abdillah. Ia berkata, “Ketika Rasulullah SAW menyampaikan khutbah kedua matanya memerah, suaranya keras, marahnya kuat, seakan-akan Ia seorang pemberi peringatan pada pasukan perang, Rasulullah SAW bersabda. “Dia yang telah menjadikan kamu hidup di waktu pagi dan petang.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi. “Aku diutus, hari kiamat seperti ini. “Rasulullah SAW mendekatkan dua jarinya; jari telunjuk dan jari tengah.  Kemudian Rasulullah berkata lagi, Amma ba’du (adapun setelah itu), sesungguhnya sebaik-baik cerita adalah kitab Allah (Alquran). Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat. Dan tiap-tiap perkara yang dibuat-buat itu ‘dhalalah’ (sesat).” (HR. Muslim).

Hadits kedua dari al-Irbadh bin Syariah, ia berkata, Rasulullah SAW suatu hari memberikan nasehat kepada kami setelah salat subuh, nasehat yang sangat menyentuh, membuat air mata menetes dan hati bergetar. Seorang laki-laki berkata, “Sesungguhnya ini nasihat orang yang akan pergi jauh, apa yang kau pesankan kepada kami wahai Rasulullah.”