Ketika Bidadari Turun ke Bumi

“Sesungguhnya di surga ada seorang bidadari yang dibanggakan oleh semua penghuni surga karena kecantikannya,” kata Malik. “Andaikan Allah belum menentukan terhadap penghuni surga bahwa mereka takkan mati, niscaya mereka semua mati karena melihat cantiknya bidadari ini.”

Lalu bagaimana dengan kisah-kisah bidadari turun ke bumi? Kisah-kisah bidadari turun ke bumi yang ditulis oleh para ulama seperti Imam Al Qurthubi dalam At Tadzkirah, Syaikh Mahir Ahmad Ash Shufi dalam Al Jannatu wa An Nar, dan Syaikh Musthafa Murad dalam Nisaa’ Ahlul Jannah terjadi dalam mimpi. Bukan di alam nyata.

Imam Al Qurthubi mengutip riwayat dari Tsabit dari ayahnya yang termasuk tekun sholat malam. Dia menuturkan, “Pada suatu malam aku bermimpi melihat wanita yang tidak seperti wanita dunia.”

“Siapa kamu?” tanyanya.
“Bidadari, wahai Hamba Allah.”
“Maukah engkau menikah denganku?”
“Pinanglah aku dulu kepada Tuhanku dan penuhilah maharku.”
“Apa maharmu?”
“Tahajud yang lama.”

Ali Ath Thalhi pernah bermimpi bertemu dengan wanita yang sangat cantik, yang kecantikannya tiada taranya dibandingkan dengan wanita dunia.

“Siapa kamu?” tanya Ath Thali di dalam mimpinya.
“Aku bidadari”
“Maukah engkau menikah denganku?”
“Pinanglah aku kepada Tuhanmu dan bayarlah mahar untukku”
“Apa maharmu?”
“Jaga dirimu dari segala bentuk kemaksiatan”

Demikianlah orang-orang shalih yang bermimpi bertemu bidadari. Hampir semuanya terkesima melihat keindahan yang belum pernah disaksikannya. Lalu orang-orang shalih itu pun melakukan hal yang sama; bertanya bagaimana bisa menikah dengan bidadari surga. [Muchlisin BK/Kisahikmah]