Ramadhan Akan Pergi, Ini 10 Keutamaan Lapar yang Jarang Diketahui

2. Lapar Melembutkan Hati dan Menjernihkannya
Dengan hati yang lembut dan jernih, seseorang akan siap mendapatkan kenikmatan dalam beribadah dan tersentuh oleh zikir. Hati yang lembut karena merasakan kelezatan dalam beribadah adalah faktor utama yang memudahkan pemikiran dan pencarian ilmu pengetahuan.

Al-Junaid rahimahullah mengatakan, “Ada seseorang menempatkan kantong berisi makanan di dadanya, kemudian dia ingin mendapatkan manisnya munajat.” Bagaimana mungkin?

3. Lapar Melahirkan Ketundukan dan Melenyapkan Kedurhakaan
Selama belum pernah menyaksikan kehinaan dan kelemahannya sendiri, seseorang tidak bisa melihat keagungan dan kemahakuasaan Tuhan. Ketika dunia dan seisinya ditawarkan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi waalihi wa shahbihi wa salam, beliau menjawab, “Tidak. Aku akan menahan lapar sehari lalu makan sehari. Jika aku lapar, aku akan bersabar dan berdoa kepada-Nya; dan jika aku kenyang, aku akan bersyukur.”

4. Lapar Mengingatkan Kita kepada Cobaan dan Azab Allah
Orang yang kenyang biasanya melupakan orang yang lapar. Sementara itu, orang yang cerdas ketika haus akan teringat pada kehausan yang menimpa semua makhluk di Padang Mahsyar. Dan ketika lapar akan teringat pada kelaparan yang menerpa para penghuni neraka.

Ketika para penghuni neraka itu kelaparan, mereka diberi makan dari pohon yang berduri dan zaqqum, dan diberi minum air yang sangat dingin dan cairan tembaga. Nabi Isa ‘alaihissalam pernah ditanya, “Mengapa engkau lapar, padahal di tanganmu terdapat perbendaharaan bumi?”

Beliau menjawab: “Aku takut kenyang sehingga lupa kepada orang lapar.” Jadi, lapar bisa melahirkan sifat welas, kedermawanan, dan iba kepada sesama makhluk Allah.

5. Lapar Dapat Mematahkan Nafsu untuk Berbuat Maksiat
Manfaat lapar dapat menundukkan nafsu penyeru kepada keburukan (ammarah bi al-su). Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan, “Bid’ah pertama yang terjadi sesudah wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam adalah kenyang.”

Dzun Nun mengatakan: “Setiap kali aku kenyang, aku senantiasa bermaksiat atau mempunyai niat untuk melakukannya.” Semua kemaksiatan yang dilakukan oleh anggota badan ditimbulkan oleh energi yang berasal dari kenyang.