Awas! Orang Munafik Pemecah Belah Umat

Usaid berkata, Demi Allah, kalau mau, engkau bisa mengusirnya dari Madinah. Ia sunggguh hina dan engkaulah orang yang mulia. Wahai Rasulullah, berhati-hatilah terhadapnya, Allah swt telah menolong kami dengan mendatangkanmu. Anak buah Abdullah sangat mendukungnya untuk menjadi raja dan Abdullah sendiri menganggapmu telah merampas kedudukannya.

Mereka berjalan sepanjang hari, sampai siang hari berikutnya. Ketika hari sudah sangat terik, Rasulullah Saw mengajak pasukannya beristirahat. Baru sebentar berhenti, mereka langsung terlelap tidur. Sengaja Rasulullah Saw berbuat demikian agar mereka tidak sempat membicarakan kejadian yang baru saja terjadi pada hari sebelumnya.

Kemudian mereka memulai perjalanan kembali dan beristirahat di dekat sebuah mata air di daerah Hijaz. Di sinilah turun surat Al-Munafiqun yang membicarakan masalah orang-orang munafik. Ayat itu turun berkenaan dengan peristiwa yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu. Di dalam surat itu, di antaranya Allah Swt berfirman: Mereka berkata:Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS. Al Munafiqun [63]: 8)

Setelah ayat itu turun, beliau memegang telinga Zaid bin Arqam dan berkata, Inilah orang yang telah melaksanakan amanah apa yang telah ia dengar.

Kejadian itu didengar oleh Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul. Sesampainya di Madinah ia kemudian mendatangi Rasulullah Saw dan berkata, Wahai Rasulullah, kudengar engkau hendak membunuh Abdullah bin Ubay bin Salul akibat apa yang telah ia katakan tentangmu. Kalau memang demikian, perintahkanlah aku untuk memenggal kepalanya dan kuserahkan kepadamu. Demi Allah, di seluruh kaum Khazraj tidak ada orang yang lebih berbakti kepada orang tuanya dari aku, hingga aku takut jika engkau menyuruh orang lain untuk membunuhnya dan kemudian ia membunuhnya, aku tidak tahan melihat pembunuh Abdullah bin Ubay bin Salul hidup dan berjalan di atas bumi, kemudian akhirnya aku membunuhnya. Dengan demikian, berarti aku telah membunuh seorang mukmin hanya karena ia membunuh seorang kafir, maka aku masuk neraka.

Mendengar perkataan anak Abdullah bin Ubay itu Rasulullah Saw berkata, Bahkan kita akan bertindak lemah lembut dan berlaku baik kepadanya, selama dia masih tinggal bersama kita.

Sejak itulah, bila Abdullah bin Ubay bin Salul mengemukakan pendapat atau ucapan, ia selalu ditentang dan dikecam oleh kaumnya sendiri.

Rasulullah Saw kemudian berkata kepada Umar bin Khaththab, Bagaimana pandanganmu wahai Umar?. Demi Allah, seandainya engkau membunuhnya pada hari kau katakan kepadaku bunuhlah dia niscaya orang-orang akan ribut. Akan tetapi, seandainya aku perintahkan kamu untuk membunuhnya sekarang, apakah kamu akan membunuhnya juga?. Umar menjawab, Demi Allah, aku telah mengetahui bahwa keputusan Rasulullah Saw lebih besar berkahnya ketimbang pendapatku. (inilah)