Ikhtiar Langit Nabi Zakariya Agar Dikaruniai Anak Segera

Ayat tiga surah Maryam mengisahkan bagaimana kesantunan Nabi Zakariya dalam berdoa untuk menyampaikan hajatnya agar Allah SWT memberikan keturunan. Nabi Zakariya memohon dengan suara yang lembut:

إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

Yaitu ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.

Isi dari doa Zakariya yang dipanjatkan melalui suara lembut itu dicatat Allah SWT dalam surat Maryam ayat 4 sampai ayat enam, ayat keempat yang artinya:

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا

Dia (Zakariya) berkata, “Ya Tuhanku sungguh tulangku telah lama dan kepala ku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu Tuhan.

 

Syekh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, menjelaskan Nabi Zakariya menyadari kelemahan pada dirinya dan khawatir akan meninggal, sementara belum ada orang yang menggantikan tugasnya (anak) untuk mendakwahi umat manusia kepada Rabb mereka dan menasehati mereka. “Maka beliau mengadukan kelemahan batin dan fisiknya itu kepada Rabbnya,” kata Syekh Abdurrahman bin Nashir.

Untuk itu Nabi Zakariya berdoa kepada Allah dengan suara lembut, supaya doanya lebih sempurna, lebih utama dan lebih paripurna keikhlasannya. Beliau mengatakan, “Wahai Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah,”

Maksudnya, sudah lemah dan lunglai. Jika tulang yang merupakan penyangga badan sudah lemah, maka anggota badan yang lain pasti ikut melemah.

“Kepalaku telah ditumbuhi uban,” karena (tumbuhnya) uban merupakan pertanda kelemahan dan masa tua, utusan dan duta kematian serta peringatan akan dekatnya kematian. “Maka Zakariya menjadikan kelemahan dan ketidakberdayaannya sebagai wasilah (perantara) dalam berdoa kepada Allah,” katanya.