Ini Cara Khalifah Ali Minta Maaf kepada Rakyat

Terima kasih banyak atas perhatian Anda. Karena saya dapat membuat adonan roti dan memasak, Anda cukup menemani anak-anak hingga saya selesai memasak.

Perempuan itu ke dapur memulai membuat adonan. Sedangkan laki-laki itu memanggang beberapa potong daging untuk dijadikan makanan bagi anak-anak.

Nak, maafkanlah Ali jika ia telah melalaikan kewajibannya dalam memperhatikanmu, kata laki-laki itu kepada tiap anak yang ia suapi dengan tangannya.

Adonan roti siap dibakar. Sang ibu memanggil laki-laki itu, Tolong nyalakan api di tungku.

Laki-laki itu menuju ke tungku menyalakan api. Ketika api mulai membesar, ia dekatkan wajahnya ke api yang menyala itu dan berkata, Rasakan panasnya api. Beginilah ganjaran bagi siapa saja yang melalaikan kewajibannya dalam memperhatikan janda dan anak yatim.

Secara kebetulan masuklah seorang perempuan dari tetangga sebelah. Ketika memperhatikan wajah laki-laki yang sibuk membantu di dapur, perempuan itu berkata pada sang ibu, Ya Tuhan, apakah Anda tidak mengenal siapa laki-laki yang sedang membantu Anda? Dia adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.

Seakan tak percaya, ibu itu mendekati laki-laki itu pelan, menangis dan berkata dengan rasa malu, Betapa malunya dan terkutuknya saya. Saya mohon maafkanlah kami.

Tidak, kata Amirul Mukminin, sayalah yang seharusnya memohon maaf karena telah melalaikan kewajiban saya terhadap kalian. (Inilah)