Jika Kamu Berada di Tengah Masyarakat yang Bobrok

Eramuslim – SEBAGIAN dalil yang lain menganjurkan kita untuk bergaul di tengah masyarakat walaupun bobrok keadaannya, dalam rangka berdakwah dan amar maruf nahi munkar di dalamnya. Di antaranya firman Allah Taala,

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah: 2).

Juga firman Allah Taala, Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr: 1-3)

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka. (HR. Tirmidzi, no. 2507. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Juga dalilnya dari hadits tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib berikut. Dari Sahl bin Saad, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda saat perang Khoibar,

Sungguh akan diberikan bendera (yang biasa dibawa oleh pemimpin pasukan, pen.) besok pada orang yang akan didatangkan kemenangan melalui tangannya di mana ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, lalu Allah dan Rasul-Nya pun mencintai dirinya. Lalu kemudian para sahabat bermalam dan mendiskusikan siapakah di antara mereka yang nanti akan diberi bendera tersebut. Tiba waktu pagi, mereka semua berharap-harap bisa mendapatkan bendera itu. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam malah bertanya, Di mana Ali? Ada yang menjawab bahwa Ali sedang sakit mata. (Lalu Ali dibawa ke hadapan Nabi, pen.), lantas beliau mengusap kedua matanya dan mendoakan kebaikan untuknya. Lantas ia pun sembuh seakan-akan tidak pernah sakit sebelumnya. Lantas bendera tersebut diberikan kepada Ali dan ia berkata, Aku akan memerangi mereka hingga mereka bisa seperti kita. Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jalanlah perlahan-lahan ke depan hingga kalian sampai di tengah-tengah mereka. Kemudian dakwahilah mereka pada Islam dan kabari mereka tentang perkara-perkara yang wajib. Demi Allah, sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah. (HR. Bukhari, no. 3009 dan Muslim, no. 2407).

Dalam sebuah nasehat berharga Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada Abu Dzar disebutkan, Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Tirmidzi, no. 1987. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih). (Inilah)