Kewajiban Bertobat Menurut Imam Al Ghozali

Eramuslim – Manusia selalu berlumur dosa. Ibaratnya siang hari bekerja dan beribadah, malam hari menyambangin klub-klub malam untuk mencari kesenangan sesaat dalam kubangan dosa. Oleh karena itu supaya dosa tidak terus menumpuk alangkah baiknya jika kita mulai bertobat.

Sesungguhnya bertobat kepada Allah SWT bisa dilakukan setiap hari agar kita bisa membersihkan diri dari dosa-dosa. Orang yang memahami ilmu pasti tahu, jika ia berbuat dosa, ia dihantui neraka dan siksa-siksanya.

Santri asal Bojonegoro, Ahmad Dhiya’udin mengatakan, seperti penggambaran seorang lelaki yang ditinggalkan kekasihnya, pasti lelaki tersebut merasakan panasnya hati dan kemudian rasa sakit itu merobek hatinya hingga tak terkira.

Kalau kepergian kekasihnya disebabkan perilaku jelek lelaki itu, ada baiknya ia berpikir dan menyesali perilaku yang ia lakukan. Dalam istilah arab menyesal diberi kata ‘nadhamah’. Ketika rasa sakit menguat di dalam tubuh dan menyelimuti hati seorang lelaki itu, ia harus bergerak untuk bangkit (irodah) dari penyesalan-penyesalan dan keterpurukan yang dihadapinya menuju jalan yang lebih lurus dan terang.

Ahmad menjelaskan, dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin terdapat penjelasan jika dosa telah bertindis-lapis, niscaya dosa itu akan menjadi berkarat melumuri hati manusia. Jika itu terjadi manusia akan condong berbuat keburukan.

Hati yang mati akan sulit untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, ia akan jauh dari kebenaran dan kebaikan agama. Manusia seperti ini biasanya sering tak mempedulikan perihal yang berkaitan dengan urusan akhirat.