Lima Penyebab Penyimpangan Akidah

3. Taasub atau fanatik kepada sesuatu yang dianggap sebagai warisan nenek moyang atau istilah lainnya warisan luhur budaya bangsa

Mereka menyebutnya sebagai kearifan budaya lokal dengan tanpa melihat dan menimbang kebijaksanaan universal yang datang dari Allah. Firman Allah, Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” Mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?“. (QS Albaqarah: 170)

4. Taqlid buta

Yaitu mengambil pendapat manusia yang dianggap lebih pandai tanpa mengetahui dalil-dalilnya atau menyelidiki seberapa jauh kebenarannya. Hal ini terjadi pada golongan-golongan seprti Mutazilah, Syiah, Jahmiyah dan lainnya. Mereka bertaqlid kepada pemimpin yang sesat sehingga mereka menyimpang jauh dari akidah yang sahihah (benar).

5. Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali dan orang-orang yang saleh, serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya

Mereka meyakini bahwa orang-orang ini dapat mendatangkan kemanfaatan atau menolak kemudaratan dengan perantaraan ilmu gaib (laduni). Mereka juga menjadikan para wali ini sebagai perantara untuk mencapai keridaan Allah, sehingga mereka menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mereka menyebut nama-namanya dalam doa dan istighosah bahkan bertaqarrub kepada kuburan para wali itu atau pun benda-benada (patung, foto atau gambar) para wali itu.

Inilah yang terjadi pada kaum Nabi Nuh terhadap orang-orang saleh ketika mereka berkata: Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr.” (QS Nuh: 23) (inilah)

Oleh Ustaz Aus Hidayat Nur