Pahami Arti Insya Allah, Agar Tidak Tergolong Orang Munafik

Pelajaran Mengucapkan Insya Allah Dari Para Nabi

Kebiasaan mengucapkan kata Insya Allah ketika hendak berniat melakukan sesuatu di hari esok sudah dilakukan para hamba shalih sejak zaman dahulu. Seperti Nabi Musa yang berjanji untuk taat dan tidak akan bertanya sebelum gurunya menjelaskan ilmu tersebut. Ini diceritakan dalam Qs. Al Kahfi ayat 69.

قَالَ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ صَابِرًا وَّلَآ اَعْصِيْ لَكَ اَمْرًا

“Dia (Musa) berkata, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.”

Hal yang sama juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim ketika menyampaikan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail. Kisah ini diceritakan dalam Qs. As Shafat ayat 102.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Pelajaran lain juga bisa diambil dari kisah Nabi Sulaiman tidak mengucapkan kata Insya Allah, ketika hendak menggauli 100 istrinya dalam waktu satu malam. Terlebih, agar semuanya hamil dan melahirkan anak yang ahli berkuda. Hal ini sesuai sabda Rasullah yang diriwayatkan dalam hadits Bukhari muslim.

 

قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَام لَأَطُوفَنَّ اللَّيْلَةَ بِمِائَةِ امْرَأَةٍ تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ غُلَامًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ لَهُ الْمَلَكُ قُلْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فَلَمْ يَقُلْ وَنَسِيَ فَأَطَافَ بِهِنَّ وَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلَّا امْرَأَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمْ يَحْنَثْ وَكَانَ أَرْجَى لِحَاجَتِهِ

Sulaiman bin Dawud alaihimassalaam berkata: Sungguh aku akan berkeliling (menggilir) 100 istriku malam ini, sehingga tiap wanita akan melahirkan anak yang akan berjihad di jalan Allah. Kemudian satu Malaikat mengucapkan kepada beliau: Ucapkan Insya Allah. Tapi Nabi Sulaiman tidak mengucapkan dan lupa. Kemudian beliau berkeliling pada istri-istrinya, hasil selanjutnya tidak ada yang melahirkan anak kecuali satu orang wanita yang melahirkan setengah manusia. Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam bersabda: Kalau Nabi Sulaiman mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan lebih diharapkan hajatnya terpenuhi (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, lafadz hadits sesuai riwayat al-Bukhari).

Namun pada saat itu Nabi Sulaiman lalai mengucapkan kata thayibbah tersebut, hingga Allah SWT mengujinya. Hal ini sesuai firman dalam Qs. Shad ayat 34:

وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمٰنَ وَاَلْقَيْنَا عَلٰى كُرْسِيِّهٖ جَسَدًا ثُمَّ اَنَابَ

“Dan sungguh, Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian dia bertobat.”

Demikianlah ulasan mengenai makna, hukum, asbabun nuzul, hikmah pelajaran yang bisa diambil dari arti Insya Allah. Semoga informasi ini bisa menjadi informasi dan pembelajaran bermanfaat khususnya bagi umat muslim ketika hendak membuat janji atau komitmen agar terhindar dari sifat munafik.

Referensi: