Renungan Aa Gym: Antara Doa dan Pemberian Allah

Eramuslim – SAUDARAKU, Syaikh Ibnu Athaillah menulis dalam karyanya, Al Hikam, “Jangan sampai permintaanmu kepada Allah, engkau jadikan sebab pemberian Allah.” Jadi, manakala kita berdoa, meminta kepada Allah, janganlah kita menganggap bahwa Allah memberi disebabkan permintaan kita kepada-Nya. Karena jika demikian, maka berarti Allah diatur oleh kita. Tidak demikian.

Hakikatnya, doa yang kita panjatkan kepada Allah adalah bentuk ibadah kita kepada-Nya. Demikian juga dengan ikhtiar yang kita lakukan, itu adalah amal sholeh kita. Perkara Allah memberi, Allah mengabulkan, maka itu mutlak kehendak Allah semata.

Sungguh, Allah Maha Mengetahui keperluan seluruh makhluk-Nya, termasuk kita. Bahkan, kita punya keperluan juga itu adalah kehendak Allah. Dan, yang menyediakan segala sesuatu yang bisa memenuhi keperluan kita pun adalah Allah. Jadi, sebelum kita meminta kepada Allah, maka sesungguhnya Allah sudah mengetahui keperluan kita. Mengapa? Karena Allah yang menciptakan kita.

Jadi, ketika Allah memerintahkan kita untuk berdoa dan meminta kepada-Nya, maka itu bukanlah agar kita memberitahu keperluan kita. Melainkan supaya kita beribadah, tunduk, bersandar dan memohon hanya kepada-Nya. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya doa adalah ibadah.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)

Kita bisa merasakan lapar, namun kita tidak mengerti mengapa kita harus merasakan lapar. Kemudian, kita memerlukan makanan dan makanan pun ada sehingga kita bisa menutupi rasa lapar kita. Bagaimana itu terjadi? Tiada lain adalah karena Allah menciptakan kita, Allah menciptakan rasa lapar, dan Allah pula yang menciptakan makanan. Allah menciptakan haus, Allah pula menciptakan air. Allah menciptakan paru-paru, dan Allah pula menciptakan oksigen. Subhaanalloh.