Renungan Aa Gym: Hati-hati terhadap Ujub dan Riya’

Tapi yang pasti kena adalah hati,”Ya Allah, Mahasuci Engkau. Engkau Mahatahu niat yang tersembunyi. Engkau mengetahui hamba ini ada ujubnya, dan ingin pamer kemampuan. Tidak cocok dengan ceramah. Ampunilah hamba-Mu ini.”

Nah, hati-hatilah kalau ingin kemampuan kita diketahui orang lain, ujub dan riya’. Seperti menembak tadi. seandai mengenai sasaran pun tidak mengubah apa-apa. Karena saya juga bukan tentara.

Memang terkadang kita lupa dan ingin memperlihatkan siapa diri ini. Beruntunglah ketika itu diberi peringatan oleh Allah dengan tidak satu pun peluru yang mengenai sasaran.

Saudaraku. Mari kita ikhtiar bersama-sama menjaga hati. Mungkin di suatu waktu kita terlanjur ujub atau riya’. Tapi ketika sadar, harus langsung bertafakur tentang apa yang telah diperbuat. Tentang apa sebetulnya tujuan yang asli di hati kita? Misalnya yang menjadi imam salat Isya di masjid sebelum pengajian. Selesai mengimami bertanyalah pada hati, ‘Mengapa dan apa tujuan saya tadi membaca ayat ini? Apa karena ingin memamerkan hafalan serta kelembutan suara?” Atau, yang azan, “Mengapa tadi saya bersikeras ingin azan? Apa karena sedang ada mertua?’

Harus kita periksa supaya bisa bertemu kesalahannya. Lalu, bertobat. Dengan begitu nantinya kita bisa semakin peka. Ketika melakukan kesalahan serupa. maka bisa langsung ingat dan lebih berhati-hati. Jangan sampai sesudah kejadian kita malah merasa biasa saja. Jika tidak mengevaluasi diri dan tidak bertobat. maka ujub dan riya’ tidak akan berkurang.