Renungan Ada Gym: Seandainya Semua Kaya

Singkat cerita sampailah anak itu di sekolah. Kemudian langsung menuju warung. Bi, jualan apa hari ini? Si bibi mendadak sewot, Mana bibi? Panggil saya tante. Tidak ada apa-apa hari ini, kalau mau makan tunggu sebulan lagi. Tante lagi nyiapin restoran. Para guru juga datang hanya untuk berpamitan. Anak-anak, bapak dan ibu guru berharap mulai sekarang kalian bisa belajar mandiri. Kami telah mengajukan pensiun dini, karena akan membuat sekolah sendiri-sendiri.

Anak itu dengan rasa lelah dan lapar lalu berjalan pulang. Karena tenaganya sudah benar-benar terkuras, akhirnya duduk di atas trotoar sebelum tanjakan. Tiba-tiba ayah menelpon, Kamu di mana? Tolong bantu, ayah kehabisan bensin. Pom bensin tutup, tidak ada lagi yang mau jaga. Padahal mamimu minta ayah ke luar kota untuk membeli sayur. Di Bandung sudah tidak ada yang mau jadi tukang sayur.

Nah, saudaraku. Bagaimana kira-kira kesimpulannya? Seandainya semua kaya, maka Bandung akan benar-benar kacau. Gubernur pun jadi menyapu dan mengepel lantai kantornya sendiri. Karena jangankan tukang sapu, sangat mungkin semua PNS di sana juga sudah memecat dirinya sendiri.

Itu baru dimisalkan dengan warga Bandung, bagaimana kalau se-Indonesia yang kaya? Benar-benar kacau dan lumpuh di mana-mana. Bahkan seandai warga sebuah desa saja yang kaya semuanya, maka kehidupan desa itu pun bisa kacau dan hancur.

Lalu, ada cerita lainnya lagi tentang seseorang yang doanya mustajab. Ia tidak tega melihat petugas sampah, tukang jahit keliling yang bersepeda, dan profesi semacamnya di sebuah desa. Kemudian ia berdoa, Ya Allah, jangan biarkan mereka miskin.

Suatu waktu ia datang kembali ke desa itu. Dilihatnya bangunan sudah bertingkat-tingkat dan megah, semuanya kaya dan makmur. Tapi desanya kotor karena tidak ada tukang sampah. Pakaian mereka robek karena tidak ada tukang jahit. Rambut mereka gondrong karena merasa rugi dengan tarif satu milyar untuk sekali bercukur. Sehari-hari, warga desa tadi lebih memilih berada di rumah. Sebab di sepanjang jalan ramai berdatangan orang-orang dari daerah lain, yang sok kenal dan berharap kecipratan kaya.