Rumah sebagai Penangkal Pandemi Corona dan Hakikat dalam Alquran

Eramuslim – Salah satu yang menyertai hiruk pikuk pemberitaan wabah virus corona (COVID-19) adalah dianjurkan agar semua kegiatan di lakukan di rumah.

Ungkapan bekerja dari rumah (work from home), sekolah dari rumah (study from home) dan di rumah saja (stay at home) menjadi viral dan hastag di media sosial. Sebab digunakan sebagai upaya untuk menangkal penyebaran virus korona.

Bahkan sekarang sudah ada fatwa haram mudik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan larangan mudik oleh pemerintah untuk mencegah orang pulang ke kampung halaman, dan tentu saja ya kembali ke rumah.

Semua ungkapan tersebut membuat rumah menjadi populer dalam perang melawan virus korona. Namun apakah rumah yang kita huni benar-benar telah mampu menjadi benteng menangkal virus corona? Lantas seperti apa sebenarnya pandangan Alquran tentang rumah itu? Inilah yang harus dipahami sekaligus menjadi bahan refleksi (muhasabah), mumpung lagi banyak di rumah.

Dalam Alquran ada dua istilah tentang rumah. Pertama, bait yang secara harfiyah berarti tempat bermalam. Sebab fungsi rumah bagi pemiliknya untuk tempat bermalam dan beristirahat dari kesibukan panjang setelah seharian melakukan aktivitas di luar rumah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Surah An Nahl 68 “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”.

Begitu juga seperti yang dilakukan binatang, seperti burung yang kembali ke sarangnya di sore hari untuk bermalam dan beristirahat. Rumah juga berfungsi melindungi pemiliknya dari berbagai gangguan luar, seperti panas, dingin, dan serangan makhluk lain, sehingga menjadi aman : “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman” (QS. al-Baqarah 125)