Umpan

Eramuslim.com – Seorang pemburu muda tampak setengah berlari menuju pepohonan rindang. Wajahnya menunjukkan kelelahan yang begitu serius. Nafasnya masih tersengal.

“Uh, ternyata sulit sekali memburu macan tutul,” ucapnya kepada seorang rekannya yang lebih senior.

“Dengan cara apa kamu memburu macan tutul?” ucap si pemburu senior sambil memperbaiki posisi duduknya di bawah rindangnya pepohonan di sebuah tepian hutan.

“Aku terus melacak jejaknya. Sudah kusiapkan senjata berjenis jarak jauh yang akurat. Kalau saja macan itu sudah kutemukan…,” jelasnya kemudian.

“Saudaraku, lihatlah di balik pohon besar itu!” ucap si pemburu senior sambil menunjuk sebuah kerangkeng besi.

Dan betapa terkejutnya si pemburu muda ketika mendapati di kerangkeng besi itu terdapat dua ekor macam tutul. Ia pun terperangah. Bagaimana mungkin si pemburu tua bisa mendapatkan dua ekor tanpa berpayah-payah sepertinya?

“Pak tua, dengan senjata apa kau bisa melumpuhkan dua macan tutul sekaligus? Padahal, aku tidak melihat dirimu berpayah-payah mengejarnya?” suara si pemburu muda dari kejauhan. Matanya masih lekat menatap dua macan tutul itu.

Pemburu tua pun menghampiri pemburu muda yang masih terperangah dengan apa yang ada di hadapannya.

“Saudaraku,” ucapnya sambil tangan kanannya menepuk bahu si pemburu muda. “Tidak semua berburu itu berarti mengejar,” tambahnya kemudian.