Terjaganya Keturunan Inti Rasulullah dari Keburukan

Eramuslim – Iffah adalah tindakan menjauhi diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Bagi seorang Muslimah, iffah sangat penting untuk dijaga  untuk memelihara kehormatan diri dari segala hal yang bisa merendahkan, menghancurkan, dan menjatuhkan harga diri seseorang.

Untuk menjaga iffah tersebut, belajarlah dari kisah tabi’iyah agung yang bernama Fatimah binti Husain, seorang putri dari Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Sebagaimana dinukilkan dari buku Ibunda Tokoh-Tokoh Teladan karya Jumuah Saad, Fatimah binti Husain adalah perempuan yang tidak pernah mengenal keburukan dalam dirinya.

Putra pamannya, yakni sepupunya, Al-Hasan bin Hasan bin Ali pernah datang untuk melamar Fatimah. Lalu, pamannya menyambutnya dengan sangat hangat.  “Kedatanganmu inilah yang aku tunggu-tunggu,” kata pamannya.

Setelah itu, Husain menikahkan al-Hasan bin Hasan bin Ali dengan Fatimah. Beliau adalah perempuan yang menjadi satu tanda kebesaran Allah dalam kecantikan dan kebagusan agamanya.  Dari suaminya inilah, Fatimah melahirkan Abdullah, Ibrahim,  al-Hasan, dan Zainab.

Ketika suaminya mati syahid, Fatimah menikah lagi dengan Abdulllah bin Amru bin Utsman bin Affan RA. Dari suami kedua ini, Fatimah melahirkan Muhammad bin Abdullah yang dikenal dengan ad-Dibaj karena ketampanan dan rupawannya.

Fatimah juga melahirkan Qasim dan Ruqayyah. Ketika suaminya, Abdullah bin Amru, meninggal dunia, Fatimah tidak menikah lagi setelah itu.