Tiga Amalan Agar Terhindar Dari Penyakit Malas Beribadah

Eramuslim.com -Salah satu penyakit yang mengganggu amalan kita untuk beribadah adalah rasa malas . Penyakit ini mudah sekali menghinggapi manusia karena memang tabiat manusia cenderung kepadanya kecuali mereka-mereka yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Malas adalah lemahnya kemauan , lebih mengutamakan istirahat daripada lelah dan tidak mengerjakan suatu amal sementara dia memiliki kesanggupan untuk melakukannya.

Untuk itu Rasulullah Shalllalahu Alaihi wa sallam senantiasa berdoa dari rasa malas ini :

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan kerentaan. Aku berlindung kepada-mu dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (HR. Bukhari).

Munculnya rasa malas, disebabkan beberapa hal. Misalnya karena tarikan syahwat yang kuat, lalai, atau panjang angan-angan.
Kecenderungan seseorang kepada hawa nafsu dan syahwatnya mengakibatkan lemahnya kemauan dalam diri untuk melakukan berbagai amal saleh. Tidak jarang seseorang lebih mengutamakan salat di rumah ketimbang berjalan ke masjid, lebih memilih berkumpul dengan istri adan anak-anaknya ketimbang keluar untuk berdakwah dan berjihad ataupun lebih mengutamakan istirahat daripada bekerja dan beraktivitas.

Kemudian sifat lalai. Penyebabnya, karena jarangnya seseorang mengingat Allah di setiap waktu-waktunya. Lalai akan kewajibannya kepada Allah Ta’ala, Rasul dan Kitab-Nya, keluarga, masyarakat bahkan dirinya sendiri.Kelalaian inilah yang menjadikan ia tidak antusias untuk memperbanyak amal dikarenakan tidak adanya dorongan kuat dalam dirinya.

Allah Ta’ala berfirman :

وَاذۡكُرْ رَّبَّكَ فِىۡ نَفۡسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيۡفَةً وَّدُوۡنَ الۡجَـهۡرِ مِنَ الۡقَوۡلِ بِالۡغُدُوِّ وَالۡاٰصَالِ وَلَا تَكُنۡ مِّنَ الۡغٰفِلِيۡنَ

“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf : 205)

Penyebab lain karena panjang angan-angan. Ada perbedaan antara harapan dan angan-angan. Harapan selalu dibarengi dengan usaha sedangkan angan-angan tidak pernah dibarengi oleh usaha. Seseorang yang tenggelam dalam angan-angannya lupa bahwa segala sesuatu yang menimpa manusia adalah sesuai dengan takdir dan ketetapan Allah Ta’ala.