Berjanji Menikahi Gadis Tapi Tidak Ditepati

Assalamualaikum Wm Wb

Dulu saya kenal seorang gadis di kampus dan saya mulai menyukai dia sampai selesai kuliah saya masih berhubungan dengan dia, setelah saya kerja dan dia juga lulus kuliah terus bekerja, dan setelah saya lulus kuliah saya berjanji akan menikahi dia sambil menunggu adanya rizki buat nikah nanti.

Tapi di suatu saat saya kenal seorang gadis lain yang ternyata teman kerja saya, dan saya jalani cukup lama sampai-sampai akhirnya saya ketahuan berpacaran dengan gadis lain dan kami berdua bertengkar sampai-sampai saya memutuskan hubungan dengan dia dan tidak jadi menikahi dia?? Padahal keluarga saya dan dia sudah cukup kenal walau keluarga saya belum pernah ke rumahnya?

Pertanyaannya: dosa kan saya dengan mengingkari janji itu?? Dan bagai mana cara saya untuk meminta maaf?

Terimakasih

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Sdr. Jack yang dirahmati Allah swt,

Anda mengenal seorang gadis, menyukainya, berhubungan dan berjanji menikahinya. Namun dalam perjalanan datang gadis lain dan Anda lebih menyukainya. Andapun bingung karena tentu saja Anda telah menyakiti hati salah satu gadis tersebut. Apa hikmah yang dapat dipetik dari cerita tersebut?

Menurut Ibu, pada masa-masa ’seleksi’ calon pasangan hidup, berhubungan dengan gadis dengan cara memacarinya dalam waktu lama seperti yang Anda lakukan akan mengandung risiko, terjebak dalam aktifitas yang mendekati zina jika tidak hati-hati. Yang kedua secara psikologis, manusia mempunyai sifat bosan dan gampang tertarik pada hal yang baru dan indah menarik hati, apalagi jika ditemui tiap hari.

Orang Jawa mengatakan ”witing tresno jalaran seko kulino”, benih cinta karena sering berinteraksi. Tetapi menurut Ibu inilah cinta yang belum hakiki, karena masih mudah tersapu oleh peristiwa hidup. Cinta yang hakiki akan permanen tidak gampang tergoda oleh pesaing-pesaing lain.

Sdr Jack, terjebaklah Anda kini pada komitmen yang Anda ingkari. Mengingkari janji, apalagi jika sering dilakukan akan mendekatkan kita pada sifat munafik. Masalah ini bersifat horisontal, hubungan manusia dengan sesama harus diselesaikan. Ini adalah masalah akhlak seseorang, yang menunjukkan akhlak yang kurang terpuji karena ingkar pada janjinya.

Saran Ibu, mintalah ma’af pada gadis tersebut secara ksatria. Komunikasikan dan jelaskan duduk persoalannya. Andapun selayaknya bertaubat dan tidak menjadikan ingkar janji sebagai kebiasaan. Dalam kondisi Anda saya kira sudah selayaknya bersegera menikah. Tetapi jangan ikat janji lagi, berhubungan berlama-lama tanpa kejelasan, jika Anda sebenarnya belum siap menikah. Karena kalau bertemu gadis lain lagi, mungkin Andapun akan tertarik lagi padanya.

Komunikasi yang baik pada gadis pertama Anda, lebih baik lagi segera putuskan dengan jernih mana di antara keduanya yang akan Anda jadikan pendamping dengan beristikharah, mohon petunjuk pada-Nya. Jangan terlalu lama mengikat janji lagi, segera khitbah dan menyempurnakan Dien dengan menikah.Do’a Ibu menyertai.

Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ibu Urba