Ingin Taubatan Nasuha

Kasus 1:

Assalamu’alaikum…
Saya adalah seorang pria dan telah menikah selama kurang lebih 5 tahun. Pada saat ini saya mengalami sebuah permasalahan yang cukup menyita konsentrasi saya.

Dulu semasa kuliah saya pernah berpacaran. Pacaran saya yang dilakukan sudah berlebihan. Saya merasa malu dan risih. Setiap saya meminta pacar saya untuk bertemu dengan orang tuanya, pacar saya ini selalu menghindar. Begitupula sebaliknya, apabila saya mengajak dia untuk bertemu dengan orang tua saya, . Padahal saya bermaksud untuk menikahinya, mengingat apa yang telah kami lakukan sudah melewati batas yang seharusnya. Hingga pada suatu waktu saya sudah tidak sanggup lagi menanggung dosa yang telah kami perbuat. Saya membuat 2 pilihan. Menikah, atau tidak berpacaran lagi.

Dalam kegalauan, saya beberapa kali shalat istikharah. Hingga akhirnya saya bermimpi bertemu dengan seorang akhwat aktivis dakwah kampus yang merupakan adik angkatan. Di mana dalam mimpi itu saya berbicara dengan dia tanpa jilbab. Mimpi ini berlangsung beberapa kali, padahal saya tidak pernah berkomunikasi atau interaksi dengan dia. Saya hanya sebatas kenal saja. Saya lalu menanyakan kepada salah seorang teman saya (akhwat juga) tentang ciri-ciri fisik yang saya lihat dalam mimpi. Teman saya itu kemudian mengiyakan ciri-ciri tersebut.

Karena berulang kali saya mengalaminya, saya kemudian mengambil kesimpulan bahwa ini mungkin jalan yang harus saya tempuh.
Akhirnya saya mengambil kesimpulan untuk putus dengan pacar saya dan saya bilang bahwa saya sudah istikharah. Kemudian pacar saya ini bertanya apakah setelah istikharah ditunjukkan siapa yang terbaik, saya bilang iya dan saya menyebutkan nama akhwat tersebut. Singkat cerita saya putus.

Setelah putus, saya mencoba untuk memperbaiki ibadah dan akhlak saya. Hampir bersamaan dengan itu saya juga berusaha untuk mencari informasi mengenai akhwat tersebut. Semakin banyak informasi yang saya peroleh dari teman-teman saya yang juga aktivis dakwah, saya semakin minder dan malu untuk bersanding dengannya. Apalagi mengingat kesalahan dan dosa yang telah saya perbuat. Saya akhirnya lebih banyak memperbaiki diri dan konsentrasi kepada kuliah.

Setahun kemudian, saya dekat dengan seorang teman kuliah yang memang dulu saya suka. Kedua orangtua saya pun menyukai teman saya ini, begitu pula orangtuanya. Saya berusaha untuk melakukan istikharah untuk mengambil keputusan besar itu. Saya memohon kepada Allah apabila memang dia jodoh saya, maka saya mohon dimudahkan. Ternyata dalam waktu kurang lebih 8 bulan kemudian akhirnya kami menikah.

Setelah sekian lama menikah, tiba-tiba saya bermimpi bertemu dengan akhwat itu. Padahal saya juga sudah sekian tahun tidak bertemu atau berkomunikasi. Entah kenapa perasaan bersalah itu muncul. Apakah karena saya pernah menyeret akhwat tersebut secara tidak langsung ke dalam masalah saya atau karena sudah mencari informasi tentang akhwat tersebut. Ketika saya ingin melupakan masalah akhwat ini, tiba-tiba ada teman saya yang bercerita tentang akhwat itu atau bertemu dengan salah seorang kawan dekat akhwat ini yang pada akhirnya mengingatkan saya kepada dia.

Hingga saat ini saya tidak pernah bercerita tentang masa lalu yang kelam dan tentang akhwat itu kepada isteri saya. Karena saya merasa itu bagian dari masa lalu dan saya takut menyakiti perasaan isteri saya.

Yang mau saya tanyakan, apa yang harus saya lakukan agar rasa bersalah ini tidak mengganggu. Apakah rasa bersalah ini hanya perasaan saya saja atau memang beralasan?Apakah saya harus bercerita tentang masa lalu saya kepada isteri saya, termasuk tentang akhwat itu? Apakah saya harus meminta maaf kepada akhwat tersebut karena menyeret secara tidak langsung dalam masalah saya?

Apakah sikap saya mencari informasi mengenai akhwat itu bisa dikategorikan sebagai ta’aruf? Apakah mungkin akhwat tersebut menaruh harapan kepada saya, karena tidak mustahil teman saya yang saya tanya mengenai akhwat itu bercerita kepadanya? Kalau memang iya, apa yang harus saya lakukan? Karena saya tidak mungkin mengkhianati isteri saya.

Wassalamu’alaikum
Teguh

kasus 2:

Ass wr. wb

Saya gadis 21 tahun saya telah melakukan suatu dosa besar yaitu berzina dengan mantan pacar saya. saya melakukannya karena dia telah berjanji untuk menikahi saya. tapi saat ini dia telah meninggalkan saya. saya sangat sakit hati sekali. hal tersebut membuat kehidupan saya menjadi lebih buruk.

Yang saya tanyakan.

  1. saya ingin kembali kepada ALLAH. saya ingin memulai lembaran hidup yang baru. apakah masih ada kesempatan untuk saya bu.
  2. apakah hukumnya jika saya melakukan operasi selaput darah agar nantinya saya pantas untuk menikah.
  3. amalan seperti apa sajakah yang dapat membuat hati saya lebih tenang, dan mengurangi dosa saya bu?

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh

Sdr Teguh & Y eyang dirahmati Allah,
Saya mencoba memahami apa yang sedang mengganggu pikiran Anda. Nampaknya hidup Anda yang sekarang masih dihantui pengalaman masa lalu yang memang tidak mulus bahkan diwarnai ma’shiyat seperti yang Anda ceritakan. Saya salut dengan Anda yang mencoba memperbaiki diri setelah itu, semoga ini merupakan bukti taubat Anda yang akan diterima oleh Allah swt.

Sdr. Teguh, Anda sudah menikah dalam waktu cukup lama, 5 tahun bukan waktu yang pendek. Anda pernah melakukan dosa dan Andapun sudah menghentikannya. Perasaan bersalah setelah melakukan dosa adalah bukti masih ada keimanan dalam hati Anda. Justru yang tidak sehat jika setelah melakukan dosa masih juga tidak menyadari dan mengulang-ngulangnya lagi.

Sdr. Teguh & Y e,
Dalam hadits qudsi disebutkan:
”Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian selalu berbuat dosa pada malam dan siang hari, sedang Aku mengampuni dosa-dosa semuanya. Oleh karena itu, mohonlah ampun kepadaKu, niscaya aku akan mengampuni kalian.” (HR.Muslim).

Sdr. Ye, dan Sdr Teguh, Allah swt telah melarang untuk mendekati zina, jadi mendekati saja sudah dilarang..apalagi melakukan tentu lebih dilarang lagi…! Orang-orang beriman pada masa Rasulullah saw melapor kepada beliau bahwa telah berzina dengan harapan akan diberi keputusan…maka Rasulullah pun dengan hati-hati bertanya apakah memang mereka orang yang sehat akalnya? Karena mengaku berzina tidak main-main, dia hanya dilakukan oleh yang keimanannya tinggi atau orang yang tidak sehat akal yang berbicara ngelantur. Namun karena dengan tulus sahabat Rasul ini ingin bertaubat maka Rasulullah saw membersihkan dosanya di dunia dengan merajamnya, namun tetap para sahabat yang lain tidak boleh mencemoohnya. Demikianlah ketika payung hukum Islam tegak maka hukum dijalankan untuk menata kehidupan bermasyarakat.

Sdr. Teguh,
Anda sudah berani melangkah dengan memutuskan menikah dengan gadis pilihan Anda, tak ada yang memaksa dalam hal ini, bukan? Insya Alloh Anda telah memilih wanita yang tepat untuk menjadi pendamping hidup Anda selamanya, bukankah itu tujuan pernikahan Anda, bukan sekedar uji-coba dan kemudian ingin mencoba lagi? Bahtera rumah tangga bukan tempat mampir sejenak dari penat, tetapi itulah pelabuhan utama seorang suami setelah penat seharian beramal memenuhi kewajibannya, sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin bagi isteri dan anak-anak nantinya. Kepemimpinan ini akan dimintai pertanggung jawaban kelak.

Rasulullah saw bersabda yang kurang lebih artinya:
”…..dan lelaki adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya…” (HR Bukhari-Muslim)

Sdr. Teguh & Ye, berkonsentrasilah pada hidup Anda kini dan ke depan. Janganlah banyak terpengaruh oleh mimpi dan masa lalu. Bisa jadi ini adalah was-wisu syaithan yang dapat menghancurkan hidup Anda yang sudah dimulai dengan lembaran baru, dengan isteri Anda dan pasangan Sdr Ye nantinya. Seperti yang pernah Ibu sampaikan dalam rubrik ini, bahwa mimpi dalam istikharah tidak selalu ditandai dengan munculnya figur konkrit, misalnya seorang gadis yang bahkan Anda temui tanpa jilbab, atau tanda-tanda metaphora lain.

Kadang bentuk petunjuk Allah swt hanyalah berupa kemantapan hati dalam membuat keputusan. Bukankah sewaktu Anda menikahi isteri Anda juga sudah dengan istikharah dan Anda mantap dengan itu semua?

Jangan hiraukan dugaan-dugaan yang mengganggu Anda tentang akhwat yang pernah menjadi ”tamu” dalam mimpi Anda. Doakan agar Anda diberi ketenangan hati dan akhwat tersebut mendapat jodoh yang shalih. Bukankah perempuan shalihah akan dijanjikan dengan laki-laki sholih? Yakinlah hal itu. Tak perlu menghubungi akhwat tersebut karena masa sudah berlalu terlalu panjang. Hiduplah untuk masa yang akan datang…begitu juga tidak perlu menceritakan masa lalu kepada isteri yang justru akan menyakiti orang yang Anda sayangi. Biarlah aib ini dijaga oleh Anda dan Allah swt.

Sdr. Y e, operasi selaput dara tidak akan menyelesaikan masalah Anda. Hiasi saja akhlak dan perilaku Anda ke depan dengan baju taqwa..inilah kecantikan yang didamba setiap lelaki.

Beberapa amal di bawah ini bisa Anda lakukan untuk menghapus dosa-dosa di masa lalu dan memperkuat diri Anda dalam mengarungi hidup ke depan:

1. Banyak istighfar dan bertaubat dari dosa-dosa
2. Mengerjakan amal kebaikan yang menghapus dosa, sebagaimana firman Allah: ”sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang yang ingat.” (QS Huud:114)
3. Senantiasa memohon rahmat dan pertolongan dari Allah swt, khususnya agar diberi keluarga sakinah mawadda wa rahmah…!

Wallahu a’lam bissshawab

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Ibu Urba