Kisah Aguno, Maling Sakti Berhati Budiman yang Bikin Resah Orang-orang Kaya

Tatok mengaku terkesima dengan kisah Maling Aguno . Tidak hanya kesaktian bisa masuk lubang ventilasi yang tersorot cahaya. Ilmu sekali pukul dan musuh seketika rebah binasa, juga menarik minatnya. Termasuk kedidagyaan Maling Aguno yang kebal terhadap segala jenis senjata. Tatok mengaku diam-diam sempat berusaha mempelajarinya.

“Asal ada sorot cahaya. Maling Aguno katanya bisa memasuki lubang sekecil apapun,” tambahnya. Kisah Maling Aguno didengar cukup akrab di lingkungan masyarakat Kabupaten Blitar. Cerita itu menyebar dari mulut ke mulut. Selalu mendapat tempat disetiap generasi.

Terutama warga yang bertempat tinggal di wilayah barat, yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Tulungagung. Menurut Tatok, tidak hanya berkembang melalui cerita tutur (folklore). Kisah tersebut juga kerap diangkat sebagai lakon kesenian ludruk.

Di era tahun 80-an hingga 90-an, kata Tatok masih banyak ludruk di Blitar yang mementaskan lakon Maling Aguno . “Selain Maling Aguno , juga ada lakon Maling Caluring dan Sogol,” kenang Tatok.

Tatok tumbuh di lingkungan masyarakat nahdliyin. Ia gemar menelisik sejarah lokal. Pada tahun 1997 jelang reformasi, Tatok bahkan pernah berhari-hari menyusuri makam-makam tua . Selama 72 hari ia berjalan kaki mulai Blitar, Banten, hingga Madura.

Tatok percaya, kisah Maling Aguno bukan sepenuhnya legenda. Ia meyakini ada. Sebab keberadaan makam Maling Aguno , betul-betul ada. “Saya kira Maling Aguno betul-betul ada. Karena ada makamnya,” terang Tatok menceritakan di mana makam itu berada.

Makam itu terletak di kawasan tebing Gunung Pegat , wilayah Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Tepatnya di Desa Prambutan yang secara administratif masuk wilayah Kecamatan Ponggok. Lokasinya di bawah Situs Pertapaan.

Yakni puncak Gunung Pegat setinggi 200 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang konon Dewi Kilisuci, putri sulung Prabu Airlangga, Raja Kahuripan, pernah bertapa. Lokasi makam juga tidak terpaut jauh dari situs Candi Mleri di Desa Bagelenan, tempat persemayaman abu jenazah Ranggawuni atau Wisnuwardhana, Raja Singasari ketiga.

“Apakah masih ada kaitan dengan pertapaan Dewi Kilisuci dan Candi Mleri?, sampai hari ini jawabanya masih misteri,” tambahnya. Baca juga: Kisah Kejayaan Majapahit dan Mitos-mitos Misterius yang Menyelubunginya

Secara topografi, lokasi makam tersebut tersembunyi di kawasan hutan. Akses menuju lokasi berupa jalan setapak yang sarat tanjakan. Tanahnya merah bercampur bebatuan. Tidak hanya terjal. Tanah tersebut juga berkarakter licin saat tersiram air hujan.