Interior Rumah Petak

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dear Pak Aria, semoga Bapak selalu dirahmati Allah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amiin.

Insya Allah dalam waktu dekat ini saya akan menikah dan saya beserta calon suami berencana untuk langsung mengontrak rumah karena rumah orang tua kami jauh dari tempat kami bekerja dan kami pun ingin memulai untuk mandiri. Dan karena pertimbangan ekonomi dan kepraktisan kami berencana untuk mengontrak rumah petak yang banyak terdapat disekitar wilayah tempat kami bekerja. Saya ingin meminta saran dan masukan Pak Aria bagaimanakah menyusun interior rumah petak yang biasanya hanya terdiri dari 3 ruang (ruang depan, ruang tengah, ruang belakang dan kamar mandi) agar terlihat rapi, nyaman dan tidak terkesan sempit. Dan bagaimanakah mensiasati ruang tengah yang biasanya difungsikan untuk kamar tidur jika tidak ada sekat dan pintunya.

Mohon sarannya Pak Aria.

Jazakallah Khairan Katsiran.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Wa ‘alaikumussalam, Wr.Wb.

Saudari Kuwin, terima kasih atas doanya, mudah-mudahan rahmat Allah selalu menyertai kita semua dan pantaslah apabila kita selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Nya pada kita. Karena janji Allah jika kita menjadi hamba yang beriman dan selalu bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat-nikmatnya dan tidak mustahil Allah memberikan kemampuan bagi anda dan calon suami untuk membeli rumah yang lebih layak yang akan menjadi rumah idaman anda….amin.

Saudariku, problematika bagi pasangan muda yang baru menjalankan bahtera rumah tangga, adalah bagaimana membuktikan pada orang tua bahwa dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan kita bisa bertahan tanpa bergantung pada uluran tangan mereka. Kedewasaan kita akan teruji dalam melewati masa-masa sulit tersebut, tapi yakinlah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang selalu bangun malam, menengadahkan tangan dan meneteskan air mata karena mengharapkan ridho Nya.

Masa-masa awal pernikahan adalah masa-masa yang cukup berat, tetapi terasa nikmat, walaupun tinggal di rumah petakan terasa seperti di dalam ‘istana’, walaupun hanya makan nasi dan telor ceplok terasa seperti hidangan ‘bintang lima’….. Ada beberapa tips untuk anda agar rumah petakan terasa seperti istana :

  • Jika anda masih mengontrak, jangan pernah tergiur untuk membeli barang-barang yang belum dibutuhkan karena anda akan kesulitan untuk menyimpannya. Bawalah barang seperlunya baik perabot, baju, buku-buku dan pernak-pernik lainnya.
  • Jika anda sering melihat film-film yang menceritakan keluarga di Jepang seperti Oshin dan lain-lain, rumah mereka kecil tetapi hangat dan menyenangkan. Jika kita perhatikan ternyata mereka melakukan semua aktifitas, baik menerima tamu, makan, tidur dan bersantai langsung di atas lantai. Jika kita perhatikan desain ruang keluarga yang sekaligus menjadi ruang makan dan ruang tamu nya beralaskan tatami (semacam alas dari bahan jerami) dengan meja rendah tanpa kaki, kemudian ruang tidurnya dibuat semacam panggung dengan alas tikar dan bantal kayu. Ternyata dengan gaya hidup mereka yang sederhana itu, tubuh mereka menjadi sehat.
  • Pola ini dapat anda terapkan di rumah petakan anda, tentunya dengan mendiskusikannya dengan calon suami anda dan sedikit mengeluarkan biaya. Melakukan aktifitas di bawah mungkin bagi orang Indonesia belum terbiasa, tapi jika ditilik dari aktifitas keseharian Nabi hampir semua aktifitas dilakukan di bawah dari mulai Nabi menerima tamu, melakukan taklim, sholat, dan sebagainya langsung di atas tanah, bahkan jika kita membaca beberapa riwayat, Nabi tidur juga hanya beralaskan pelepah korma. Dari sisi kesehatan pun rumah dengan sedikit perabot akan lebih sehat karena tidak banyak menyimpan debu.  

  • Agar terasa hangat, ruang depan bisa anda gunakan lampit (tikar dari rotan) sebagai pengganti tatami, dengan meja pendek yang bisa berfungsi sebagai meja kopi, meja makan atau meja kerja. Lengkapi dengan bantal duduk tipis agar tidak terlalu lelah pada saat duduk.
  • Jika memungkinkan sekat ke ruang tengah dibongkar sebaiknya digantikan dengan rak 2 muka, bagian depan untuk tempat menaruh buku-buku dan pernak-pernik lainnya dan bisa juga didesain dengan meja konsol untuk meja kerja yang bisa di lipat dan menjadi bagian dari rak, jika tidak dibutuhkan. Sisi sebaliknya bisa digunakan untuk rak penyimpanan baju, tas dsb. Warna dinding usahakan tetap putih agar suasana terasa lapang. Boleh juga pada sisi dinding di atas TV, anda gantungkan bingkai foto atau gambar berukuran kurang lebih 30 x 25 cm sebanyak 2 atau 3 buah yang disusun dengan komposisi acak. Bentuk bingkai usahakan kotak polos tanpa profil untuk menghindarkan debu dan kesan ramai.

  • Sekarang bagaimana ruang tidurnya ? inspirasi rumah jepang tetap kita coba terapkan. Buatlah lantai panggung setinggi 10 atau 15 cm sepanjang ruang tengah dengan lebar 1.8 hingga 2 m dari multipleks dan rangka kayu. Tujuannya agar kelembaban udara dari lantai tidak langsung terserap oleh tubuh kita. Kemudian di atasnya letakkan matras untuk alas tidur, maka siaplah tempat tidur ala jepang yang nyaman dan sehat. Jika anda ingin membawanya apabila pindah rumah, sebaiknya dibuat tidak permanen tetapi seperti tempat tidur yang bisa diangkat. Agar aktifitas tidur tidak terlihat anda dapat dapat menggunakan sketsel atau divider sebagai pembatas.
  • Untuk dapur anda bisa membuat ambalan atau rak gantung untuk menyimpan peralatan masak dan makan, agar terlihat lebih rapi.
  • Agar rumah tetap bersih seperti halnya rumah-rumah di jepang, sebaiknya buat peraturan agar alas kaki dilepas dan diletakkan pada rak yang disediakan di dekat pintu masuk.

Demikianlah kira-kira tips-tips yang bisa anda lakukan dengan rumah petakan yang rencananya akan anda tempati. Sebenarnya yang terpenting di sini adalah kebersamaan dan saling mencintai karena rumah yang membuat betah adalah ‘baiti jannati’ dimana ketakwaan selalu berada di dalamnya. Wallahu a’lam, mudah-mudahan bermanfaat, dan saya ucapkan selamat atas rencana pernikahan yang dalam waktu dekat akan anda laksanakan, semoga berbahagia, …“Barak Allahu lakum wa barak ‘alaikum wa jama’ bainakuma fii khair”

Wassalam.