Hak Ibadah

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Ustadz, saya sedang bekerja di sebuah restoran, dan sudah saya jalani selama 4 (empat) tahun. Yang saya tanyakan bahwa ketika saya bekerja pada hari Jumat seakan – akan saya dilarang untuk Jumatan, dengan alasan tanggung jawab. Bagaimana menghadapi keadaan ini, padahal saya sudah mencoba mencari pekerjaan lain namun belum mujur, jika ada konsekuensinya juga sama, yaitu sholat itu masalahnya. Sedang selama ini saya tetap sholat Jumat, saya pikir kalau saya harus dikeluarkan, maka saya siap menerima dampaknya. Mungkin ada semacam lembaga bantuan hukum yang ada di Surabaya, tolong bisa diberikan alamatnya.

Terimakasih.

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Mas Irul yang shaleh dan insya Allah dirahmati Allah, piye kabare Suroboyo? Smugo ora kebagian banjir yo mas.

Sebelum menjawab pertanyaan mas Irul ini, ada beberapa hal yang ingin juga saya tanyakan karena saya merasa ada keganjilan. Mas Irul sudah menjalani pekerjaan ini selama 4 tahun, berarti ‘kan sudah selama 4 tahun juga manajemen (seakah-akan) melarang mas Irul untuk shalat Jum’at, dan berdasarkan informasi mas Irul, mas Irul tetap “melawan” untuk tetap shalat Jum’at, dan ternyata sampai sekarang mas Irul juga masih baik-baik saja bekerja di sana. Lalu apa lagi masalah yang dikhawatirkan? Kalau memang mas Irul akan dikeluarkan karena shalat Jum’at, tentunya hal itu sudah bisa dilakukan pihak manajemen dari beberapa tahun yang lalu. Jadi sebenarnya baik mas Irul maupun manajeman restaurant tidak ada masalah apa-apa yang sampai harus dilaporkan ke LBH, apalagi mas Irul sudah siap menerima segala resiko yang mungkin dapat terjadi. Mungkin karena berbeda akidah, mereka “hanya” ingin menahan ibadah mas Irul.

Sekedar tambahan (yang sebenarnya sudah sering saya sampaikan kepada netters sebelumnya), bahwa kita harus berhati-hati dengan apa yang kita fikirkan. Kondisi kehidupan kita sangat berhubungan dengan situasi fikiran kita. Jika anda terus menerus memikirkan hal-hal yang negatif, maka insya Allah cepat atau lambat hal tersebut akan menjadi realita hidup anda. Jadi semakin anda terus memikirkannya, sampai pada kondisi keyakinan anda, maka tidak salah jika kemudian anda mengatakan bahwa realita yang anda jumpai seperti apa yang hadir/ terlintas di fikiran anda. Maka mulai sekarang hilangkan segala negative thinking mas Irul, dan kembangkan selalu positif thinking-nya. Jangan banyak mengembangkan segala “kalau – kalau” yang sebenarnya hanya ada dalam fikiran mas Irul.

Tapi bagaimanapun juga, mungkin akan lebih nyaman bila mas Irul dapat bekerja di tempat lain yang benar-benar tidak mempermasalahkan hal-hal seputar ibadah. Dan akan lebih baik lagi bila memang bekerja di tempat yang seiman dan seakidah. Untuk itu, teruslah mantab menjalankan ibadah dan teruslah berdoa serta berupaya semaksimal mungkin. Terakhir yakinlah bahwa Allah SWT pasti akan memberikan kita jalan keluar terbaik. Perluas wawasan anda, lebih rajin membaca iklan lowongan, perbanyak shalat malam dan ibadah-ibadah sunnah. Semoga Allah dapat segera mengabulkan permohonan Irul. Semoga kesuksesan dan keberkahan Allah senantiasa mengikuti langkah mas Irul.

Wallahu a’lam bishowab, Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia