Hubungan dengan Atasan

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sukses,
Pak Adhi, saya sekarang dalam posisi yang bisa dibilang kurang menguntungkan. Maklumlah sebagai orang ‘bawahan’.

Perusahaanku bergerak di bidang jasa komputer, dan sekarang saya di letakkan di salah satu anak perusahaannya. Masalahnya adalah sekarang di perusaahan di mana saya di tempatkan akan diadakan bidding ulang, sehingga tidak menutup kemungkinan perusahaan saya kalah. Bukannya saya menginginkan hal buruk terjadi pada perusahaan saya ini, tetapi saya ingin pindah dari perusahaan itu ke perusahaan yang menang. Mengapa hal ini saya lakukan? Sebagai seorang karyawan yang sudah mengabdi selama beberapa tahun saya merasa tidak ada imbal balik yang sesuai dengan apa yang saya lakukan selama ini.

Saya dengar juga bahwa perusahaan saya ini, istilahnya ‘hidup enggan mati nggak mau’. Yang saya tanyakan:
1. Apa yang sebaiknya saya lakukan kalau perusahaan saya itu kalah? Apakah saya berdosa jika meninggalkan perusahaan saya ini.
2. Apa yang sebaiknya saya lakukan kalau perusahaan saya itu menang? Jujur saja, saya sudah malas ikut di perusahaan itu, tetapi kendalanya saya belum mendapat pekerjaan baru sebagai pengganti pekerjaan saya ini.

Terima kasih atas petunjuk yang di berikan

Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Saudara Kawulo Alit yang insya Allah dirahmati Allah, semoga segala kegundahan anda dapat segera terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal pertama yang wajib anda lakukan adalah senantiasa bersyukur kepada Allah, karena bagaimanapun juga, saat ini anda masih dapat bekerja, atau masih mempunyai pekerjaan. Karena tidak dapat dipungkiri, saat ini masih banyak sekali saudara-saudara atau adik-adik kita yang masih kesusahan karena belum mendapatkan pekerjaan satu pun. Kemudian, salah satu bentuk dari rasa bersyukur itu adalah selama anda berada dalam “keluarga” perusahaan tersebut, maka anda wajib senantiasa memberikan hal terbaik kepada perusahaan.

1. Situasi dan kondisi perusahaan secara objektif, jelas lebih dipahami oleh anda yang saat ini sedang bekerja di sana. Dan bila kita berniat meninggalkan perusahaan untuk kepentingan maslahat yang jauh lebih bermanfaat, maka itu adalah sebuah kebaikan yang perlu diupayakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan atau merasa berdosa.

2. Lepas dari kondisi kalah atau menang dari situasi di atas, anda tetap harus memiliki prinsip dan rencana kehidupan yang independen, artinya tidak perlu bergantung pada kondisi dan situasional di luar diri anda. Anda harus mulai melatih diri anda untuk terbiasa mengelola kondisi internal diri anda agar dapat menjadi pribadi unggul berprestasi.

Termasuk juga dalam hal mencari pekerjaan pengganti. Tidak akan ada pekerjaan pengganti bila anda tidak memulai untuk berusaha mencarinya. Anda bisa mulai mencari-cari di iklan lowongan, atau mencari informasi sebanyak-banyaknya ke mana-mana. Cari yang memang sesuai dengan back ground, pengalaman atau kemampuan diri anda. Tapi perlu saya tambahkan dan ingatkan, bahwa hidup ini tidak hanya sekedar bekerja, tapi kita juga perlu lebih mengerti dan pahami, apakah aktivitas pekerjaan yang sedang kita jalani ini akan menjadi bagian integral dari Visi dan Misi hidup professional yang terus kita kembangkan. Jadi memang sebelum mengambil suatu langkah tertentu, kita harus tetapkan Visi (tujuan) dan Misi (cara menempuhnya) hidup kita, yang bukan hanya untuk jangka pendek.

Demikian penjelasan singkat saya, terus melangkah ke depan, banyak berfikir, raih masa depan yang optimis, ceria dan penuh keberkahan. Selamat mencoba, semoga sesuksesan, keberkahan dari Allah SWT juga kebahagiaan senantiasa meliputi anda.

Wallahu a’lam bishowab, Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia