Keluar Kerja dan Berwirausaha atau Bgmn?

Assalamu ‘alaikum wr.wb

Saya saat ini bekerja sebagai network engineer, saya sudah bekerja selama 5 tahun. Seiring dengan irama kerja dengan load kerja yang tinggi, saat ini saya sedang merasa bimbang menjalaninya. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan kerja. Di mana beban kerja yang tinggi, rekan-rekan saya tidak dapat mengimbangi dari segi kemampuan tehnik serta rekan-rekan saya banyak yang kerja setengah hati, sehingga banyak pekerjaan yang seharusnya mereka kerjakan ternyata tidak selesai, dan akhirnya saya yang menyelesaikan sendiri. Ditambah lagi dengan atasan saya yang emosional, sehingga terkadang membuat saya tambah pegal hati.

Hal ini sudah saya bicarakan dengan atasan agar ada yang bisa membantu saya, namun dengan keadaan keuangan kantor yang tidak memungkinkan untuk merekrut karyawan baru, maka saat ini saya dibantu oleh rekan saya yang belum matang dari segi skill. Pak Adhi, mohon saran untuk hal ini, karena saat ini saya merasa lelah dengan kondisi ini.

Wassalamu ‘alaikum wr wb

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mas HR yang sedang menikmati kebingungannya, salam kenal & sukses selalu, jawaban berikut ini tetap akan saya upayakan bisa dikonsumsi banyak netters yang sedang membaca, saran saya Anda bisa kirim informasi lebih detail & lebih pribadi ke email saya ([email protected]).

Anda adalah salah seorang beruntung yang saya kenal, karena dengan telah berjalannya waktu minimal 5 tahun terakhir maka anda tanpa sadar telah memiliki pengalaman kerja sekaligus pengalaman kehidupan yang sangat khusus & spesial di bidangnya, sehingga ini sebenarnya menjadi Strength (kekuatan) potensi yang telah menjadi bagian utuh dari diri anda.

Semakin banyak anda gali maka insya Allah anda secara tidak sadar akan mendapatkan kelengkapan situasi & kondisi yang perlu kita cermati & kritisi secara bertanggung jawab.

Oke sekarang kita coba bahas masalah anda, “Resign; Bisnis atau apa?”
Tentang apa yang harus diputuskan, antara: Resign, Pindah atau Bisnis, pertanyaan tersebut sebenarnya tidak terlalu perlu untuk dijawab. Justru alasan kenapa anda harus tetap bekerja atau lebih memilih bisnis perlu sekali lagi anda gali lebih dalam & lebih jauh ke diri sendiri, temukan jawabannya & itu menjadi awal penggalian solusi secara lebih strategis.

Saran saya anda konsultasikan arah tujuan perjalanan kehidupan anda pada ahlinya (tapi jangan tanya bang Kumis ya, karena keahlian beliau beda … he… he?). Banyak baca buku pengembangan diri, sering berdiskusi & bersilaturahmi kepada siapaun.

Artinya anda perlu menyempatkan diri melakukan analisa SWOT diri pribadi anda serta merancang ulang visi & misi kehidupan anda ke masa depan. Karena orang yang terus bekerja tanpa ada rasa senang, bangga, puas dan hal – hal lain yang berkonotasi positif, maka bisa dipastikan bahwa yang bersangkutan masih belum menemukan jalan & bagaimana cara untuk segera merubah kehidupannya.

Coba anda urai pribadi anda, apa saja hal-hal positif dan negative pada diri anda, maupun di luar diri anda yang bisa mempengaruhi anda. Setelah anda mengurai semuanya baru anda bisa menentukan jawaban dari pertanyaan anda di atas.

Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.

Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia
[email protected]

Fax: 021-86604657

Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netters agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki-laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]