Menyikapi Perselingkuhan

Pak Adhi, terus terang, salah satu teman kerja saya, punya hubungan khusus dengan teman lelaki di kantornya juga, padahal dia (teman sekantor saya) sudah bersuami. Yang jadi masalah setiap kali dia bercerita tentang selingkuhannya itu hati kecil saya pedih sekali, karena saya selalu ingat pada suami saya dan takut kalau suami saya di tempat kerjanya melakukan hal yang sama seperti lelaki selingkuhan dia. Yang ingin saya tanyakan:
1. Bagaimana sikap saya pada dia yang jelas-jelas sebenarnya saya benci dengan yang namanya perselingkuhan. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena dengan perselingkuhan itu dia jadi terbantu masalah ekonominya.

2. Dampaknya kadang saya jadi selalu mencurigai suami saya dan selalu takut kalau dia melakukan hal itu di tempat kerjanya.

Terimakasih atas jawabannya.

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, salam sejahtera bagi seluruh pembaca dan mbak P_m yang sedang was-was, semoga segala permasalahannya bisa segera terselesaikan.

1. Timbulnya perselingkuhan, biasanya diawali dengan adanya perbincangan yang intensif antar teman lain jenis, misalnya curhat masalah pekerjaan, masalah keluarga dan masalah-masalah lain yang bisa diangkat. Dan biasanya juga lawan bicaranya ini menaggapi dengan intensif juga, misalnya saran-saran yang bisa diterima, rasa kasihan, rasa ingin membantu, sampai akhirnya kepada rasa ingin melindungi, dan seterusnya. Inilah salah satu sisi atau dampak lain dari pertemanan. Kalau ingin mengetahui kualitas seseorang, maka anda bisa melihat dari teman-teman sepergaulannya, bila teman-temannya baik, maka biasanya berdampak pada orang tersebut, begitu juga sebaliknya.

Oleh karena itu, agar anda bisa mendapatkan informasi-informasi positif, maka tidak ada pilihan lain kecuali anda perlu menambah atau mencari lingkungan baru yang lebih positif, sehingga kita bisa merasakan manfaat positif dari interaksi tersebut.

Sambil terus berusaha mencari lingkungan baru anda, saran saya, silahkan anda memberikan nasehat terbaik, yang anda rasa perlu untuk disampaikan ke teman anda tersebut secara terbuka dengan niat yang tulus dan ikhlas, ajak teman anda berbicara dari hati ke hati. Tapi memang anda harus ingat, anda hanya bisa berusaha, memberi nasihat dan masukan, tapi tidak bisa memaksakan kehendaknya sampai-sampai harus mengganggu pekerjaan anda, untuk hasil akhirnya kita serahkan saja kepada Allah. Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan pencerahan untuk kasus teman anda ini.

2. Untuk masalah kecurigaan anda kepada suami anda, sebenarnya sangat tidak berdasar apalagi kalau selama ini tidak ada gejala atau keanehan apa-apa. Seperti yang pernah saya sampaikan ke penanya beberapa waktu yang lalu, bahwa kondisi kehidupan anda sangat berhubungan dengan situasi fikiran anda. Jika anda terus menerus memikirkan hal-hal yang negatif, maka insya Allah cepat atau lambat hal tersebut akan menjadi realita hidup anda. Jadi semakin anda terus memikirkannya, sampai pada kondisi keyakinan anda, maka tidak salah jika kemudian anda mengatakan bahwa realita yang anda jumpai seperti apa yang hadir/ terlintas di fikiran anda.

Jadi berhentilah berfikir negatif, didukung dengan semakin meningkatkan rasa sayang dan perhatian anda kepada suami anda, tunjukkan padanya bahwa anda ikhlas melakukan semua itu dan memberikan kepercayaan penuh kepadanya.

Terus melangkah ke depan, jangan sering menengok masa lalu yang kelam, raih masa depan yang optimis, ceria dan penuh keberkahan. Selamat mencoba, semoga sesuksesan, keberkahan dari Allah SWT juga kebahagiaan senantiasa meliputi anda.

Wallahu a’lam bishowab, Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia