Pilih BEKERJA atau BISNIS?!

Assalamu’alaikum

Pak Adhi Arisman

Saya ingin sekali menjadi enterpreneur. Untuk terjun kedunia tersebut, saya masih ada keraguan dalam hal diri saya. Saya selama ini bekerja sebagai programmer di bidang teknologi informasi. Ingin sekali mengembangkan diri ke dunia enterprenuer. Untuk bisa terjun ke dunia tersebut apakah saya harus memiliiki chanel atau link agar bisa memulai bisnis. Keinginan saya saya kuat tetapi kendala yang saya hadapi karena saya tidak punya link/ channel untuk bisa memulai usaha yang masih ada kaitannya dengan dunia yang saya geluti. Mungkinkah Bapak bisa memberi info dan saran agar saya bisa melakukan hal ini

Wassallam

Assalamu’alaikum, Wr, Wb.

Jawaban berikut ini sengaja saya buat secara panjang lebar untuk ditujukan kepada seluruh netter eramuslim.com yang merasa memiliki kegundahan yang sama atau sejenis.
Menjadi seorang entrepreneur adalah sebuah cita – cita mulia yang perlu di pahami secara menyeluruh.

Tidak cukup sekedar ingin berbisnis, tetapi perlu dikaji segala aspek yang menyertainya.
Misal: bisnis apa yang rencananya akan dijalani?, sebaiknya rencana bisnis yang akan dijalani adalah kelanjutan dari rintisan aktivitas kerja yang selama ini sudah di tekuni, jelas ini merupakan sebuah kelanjutan sebuah proses panjang yang terencana, sehingga menjadi sebuah kesatuan langkah yang terorganisir.

Banyak saudara – saudara kita hanya sekedar latah ingin mencicipi apa itu arti sebuah “bisnis”, tanpa pernah menyadari perlunya sebuah pengkondisian situasi & kondisi yang mengantarkan pelakunya pada sebuah makna yang disebut “professional”.

Untuk menjawab pertanyaan anda “ Untuk bisa terjun ke dunia tersebut apakah saya harus memiliki chanel atau link agar bisa memulai bisnis”, menandakan bahwa anda masih belum memahami benar persiapan yang perlu anda lakukan sebaik mungkin, untuk mengantisipasi segala kemungkinan untuk meraih keberhasilan dalam berbisnis.

Memiliki channel atau link hanya menjadi salah satu bagian kecil yang perlu di upayakan, selebihnya masih banyak faktor penting lain yang perlu dihadirkan. Sebagai dasarnya adalah perubahan “Mind Set” pelakunya untuk siap berpindah kuadran dari dimensinya para “KULI” (baca: karyawan ) kedimensinya para majikan (baca: business owner ), perubahan ‘mind set’ ini bukan hal yang mudah, karena sebahagian besarnya (hampir mendekati angka 90% ) hampir selalu gagal mengeksekusi proses perpindahannya.

Teori & data lapangannya mengatakan bahwa 9 dari 10 manusia yang terjun ke bisnis tumbang di 2 tahun awal perjalanan bisnisnya, sisanya yang lolos perlu melewati pase di tahun ke 5 berikutnya & hasilnya: 9 dari 10 yang lolos kembali tumbang di fase 5 tahun tersebut alias gagal/ bangkrut

Dunia bisnis memang “Ganas”, barang siapa yang tidak memiliki bekal lengkap & benar maka waktu jualah yang akan menentukan nasib hasil akhirnya: the winner atau pecundang???

Fenomena disekeliling kita seperti bertaburan para pebisnis baru yang selalu muncul tanpa pernah mengenal lelah & pantang kapok, mereka selalu hadir seperti para sarjana yang konon sudah lama mengidam sejak di kandungan ibunya untuk bisa segera bekerja setelah turun dari panggung wisuda, begitu juga panggung bisnis daya tarik magnitnya membuat mereka yang mengaku memiliki “nyali doubel” mencoba keberuntungannya untuk menjadi figur sejarah yang melegenda seperti: colonel sanders, MC D, Toyota, Honda. Bill Gates, Eka cipta wijaya, Bob sadino, dll.

Sayangnya sebuah proses bisnis bukan mie instan yang bisa segera di santap dalam hitungan menit, sekalipun otak sadar mengatakan bahwa santapannya hanya sebatas rasa “Ayam” tidak lebih atau minuman pewarna dengan rasa “duren” nya. Bisnis adalah sebuah proses panjang sebuah perjuangan, didalamnya lengakap menjadi sebuah kesatuan rasa, ada harap – harap cemas, ada penantian yang tidak pasti kehadirannya, ada kehidupan yang menghadirkan peluang kematian, ada putus harapan yang berujung pada kemenangan, rasanya benar – benar nano – nano, rame rasanya.

Siapapun anda yang hanya ingin membayangkan indahnya sebuah prestasi dalam dunia bisnis tanpa perjuangan sama saja dengan petualang jagat raya yang sedang menghadapi “fatamorgana” kehidupan, tanpa pernah menyadari bahwa itu hanya sekedar “fatamorgana” belaka, sebahagian besar para petualang tadi hanya menjumpai jasad kematian hidupnya yang tidak pernah disadarinya selama ini atau sebelumnya.

Saya sebagai pelaku bisnis yang telah menjalaninya sejak umur 23 tahun (yang sudah mengalami masa – masa bukan hanya sekedar pahit mungkin sering disebut orang mati suri, jasadnya sudah dinyatakan mati padahal mimpinya masih terus berproses menjumpai realita hidupnya, ALLAHU AKBAR 8 x ), bukan lagi sekedar lecet atau luka, tapi bernanah & nyaris diamputasi, malah nyaris sudah dinyatakan hilang di radar kehidupan.

Saya sama sekali tidak bermaksud menakut – nakuti para netter yang dirahmati Allah SWT, karena itu semua fakta bukan khayalan para penulis cerita fiksi, tapi seandainya para netter yang sedang membaca tulisan saya ini sudah merinding dibuatnya, maka saya sarankan untuk tidak perlu bersusah payah & bekerja keras mencari kuburan bisnisnya di dunia nyata, carilah lahan subur di tepian sungai kecil & bening airnya serta banyak ikannya, segera saja dirikan tenda & berdoalah minta kepada Allah SWT untuk dijemput malaikat maut di lahan berkemah tersebut, di sinilah berkumpulnya sebahagian besar manusia yang telah memilih komunitas “ THE CAMPERS” menjadi komunitas terakhirnya, NO PROBLEM! tidak perlu merasa bersalah apalagi berdosa, karena hidup ini adalah PLIHAN bukan takdir, jadi setiap kita diberi kebebasan untuk MEMILIH.
Dunia bisnis hanya diperuntukan bagi mereka yang terbukti layak disebut “PETARUNG SEJATI”, motto kehidupan duniawinya coba saya ilustrasikan seperti mottonya kopassus (“Lebih baik pulang nama, daripada gagal dalam tugas” ) sebuah pola fikir & sikap mental yang sangat menginspirasi sebuah keberhasilan yang sensasional dimuka bumi, sebenarnya motto di atas hampir sudah dimiliki oleh mottonya kita di Islam, seorang muslim sejati wajib memiliki motto ini dalam kehidupannya: “ HIDUP MULIA atau MATI DIJALAN ALLAH SWT (baca: SYAHID) “, artinya pebisnis adalah petarung sejati yang selalu mengambil jalannya para “CLIMBERS” (PENDAKI) mereka yang terus mengabdikan hidupnya untuk terus mendaki, mendaki & terus mendaki sampai malaikat maut menjemput nyawanya, bukan jalannya para “CAMPERS” (BERKEMAH) apalagi para “ QUITTERS” (BERHENTI SEJAK AWAL) yang paling hobi mengatakan: belum bisa, belum pernah, belum pengalaman, atau kata – kata naïf lainnya yang mencerminkan sikap manja yang jauh dari nilai sebuah kejantanan (baca: petarung ) sejati.

NOW, bagaimana menjawab pertanyaan bahwa disekeliling kita banyak sekali pelaku – pelaku kehidupan yang mengaku berprofesi sebagai PEBISNIS, baca saja kartu namanya mereka dengan bangga mengaku sebagai wujud manusia berbeda karena membandingkan dirinya dengan para pekerja (baca: karyawan, kuli, buruh, dan sebagainya ). Benar mereka memang beda jika hanya sekedar di bandingkan para ‘pemburu uang’ atau para penunggu gaji diakhir bulan alias orang gajian. Padahal sebenarnya status mereka tidak berbeda jauh alias sami mawon bahasa asingnya atau sama saja jika dilihat dari sisi prespektif ilmiah duniabisnis yang sebenarnya. Mereka sama – sama penganut paham “ACTIVE INCOME (AI)” artinya mereka akan mendapatkan income (penghasilan) jika mereka active bekerja keras, semakin mereka super active bekerja maka otomatis pendapatan mereka bertambah, seperti tukang becak: kalau mau dapat duit banyak, ya silahkan narik 25 jam sehari, itupun kalau kuat, yang pasti nggak mungkin jadi kaya raya……

Pebisnis jenis ini amat sangat banyak jumlahnya, apalagi di negeri ini, sering disebut yang level terendahnya sebagai pelaku pedagang kaki lima. Jadi singkat kesimpulannya mereka yang sedang “SOK SIBUK” beraktivitas & mengaku sebagai pebisnis tetapi pertambahan pendapatannya baru bertambah kalau yang bersangkutan juga menambah jumlah waktu & energi kerjanya, maka manusia jenis ini masih belum layak meng claim atau menyebut dirinya sebagai “BUSINESS OWNER”, mereka baru sebatas menjadi seorang “SELF EMPLOYEE” atau terjemahan bahasa betawinya: PEKERJA MANDIRI atau bisa juga disebut PEKERJA BISNIS, yang pasti bukan Business Owner?

Para netter yang dirahmati & dicintai Allah SWT, sudah sangat tidak mungkin memberikan perubahan mindset & sikap mental anda untuk menjadi PEBISNIS sejati hanya sekedar anda menyelesaikan bacaan ini atau mengulang – ulang bacaan tulisan saya ini sampai hapal, karena dibutuhkan banyak dimensi untuk sebuah proses perubahan, minimal pertemuan muka guna menyerap aura anda secara langsung, biasanya dengan bertatap muka kita sudah bisa memprediksi peluang yang bersangkutan, bisa menjadi apa dimasa depannya, karena insya Allah “ Anda adalah apa yang anda pikirkan!!! “, itulah gunanya bertatap muka sekaligus bersilaturahmi, membuka peluang rezeki …………….

Dalam kapasitas saya selaku MASTER TRAINER Indonesia sejak 1997 yang bertugas membantu memberdayakan perubahan SDM secara komprehensif dibutuhkan 3 komponen besar dalam proses pemberdayaan manusia, yaitu unsure: Kognitif, Afektif, & Psikomotorik.
Kognitif yang akan mengantarkan anda memiliki KNOWLEDGE (pengetahuan ), lalu Afektif yang akan membuat anda memiliki sikap mental siap berubah total yang berwujud ATTITUTE, & psikomotorik yang mengakibatkan anda akhirnya memiliki ketrampilan hidup baru, yaitu LIFE SKILL.

Akhirnya, tanpa bermaksud untuk memberikan informasi yang kontradiksi, pada kesempatan ini bagi para netter yang menginginkan informasi lebih dalam & ilmiah silahkan mengirimkan data diri lengkapnya sekaligus permohonan untuk bisa bertemu langsung dengan saya pada pembahasan aplikasi langsung dalam training “ MEMBONGKAR RAHASIA KECERDASAN SUKSES PARIPURNA“, adapun SUKSES yang dimaksud:

  1. Sehat: pikiran, spiritual, & phisik
  2. Umurnya panjang & berkah
  3. Kaya raya & sejahtera
  4. Senang & bahagia hidupnya
  5. Etos kerjanya professional
  6. Surga firdaus akhirnya

Selanjutnya guna merealisasikan pertemuan ini maka bisa dipastikan membutuhkan investasi pengadaannya, seperti Sewa lokasi/ tempat & bangkunya, Modul materi, Konsumsi ringan, akomodasi, sewa peralatan presentasinya, dukungan team operasionalnya, dan hal – hal pendukung untuk bisa membantu acara tersebut terselenggara dengan baik. Jelas karena pertemuan ini hanya dikhususkan bagi para calon petarung yang siap menghadapi konsekwensi tantangan wajar yang perlu di lewatinya. Nalarnya untuk menghasilkan output bernilai pasti ada input berharga yang perlu diproses secara professional. Atau berdoa ada sponsor yang akan memfasilitasi acara tersebut.

Acara ini cocok buat mereka yang ingin segera menjawab pilih mana ya?: Cari kerja, Pindah kantor, langsung terjun keBisnis, atau ingin SUKSES Paripurna???

Oke, mohon maaf jika masih banyak kekurangan, positif bagi yang merasa belum puas, karena artinya anda benar – benar menyimak tulisan ini sampai selesai & masih terus berharap melanjutkan proses pencarian ilmu penting tersebut apapun tantangannya, ALLAHU AKBAR 8x ………………
Untuk menghasilkan kelas yang kondusif & bernilai sengaja dibatasi jumlah pesertanya, mohon maaf sebelumnya atas pembatasan ini.

Silahkan kirim data anda berikut permohonan resmi ke email saya: [email protected] atau di FAX KE 021- 86604657

Demikian jawaban dari saya, Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.

Akhir kata saya sampaikan salam perjuangan ”Bangkitlah Dunia Kerja Indonesia, Harapan Itu Masih Terbuka!”

Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam sukses,

Adhi Arisman
Motivator Dunia Kerja Indonesia