Sudah Mengirim300 Lamaran Kerja, Masih Nganggur Juga?

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pak Arisman saya sudah menganggur selama 1 tahun sejak lulus kuliah s1
Saya pernah bekerja hanya 1 bulan untuk project. Setelah itu saya banyak melamar di PT, namun usaha selalu gagal setelah wawancara.

Saya ingin bekerja, bagaimana pak agar saya dapat bekerja? Saya sangat bingung karena saya sudah mengirim 300 an surat lamaran? Saya masih nganggur.

Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mujahidin yang disayang Allah SWT, pertama – tama salam kenal & wajib untuk terus optimis terhadap peluang yang akan segera hadir di kehidupan kita.

Selama saya hadir memberikan pencerahan & motivasi kepada para job seeker yang berasal dari 95% PTN & PTS ternama di Indonesia, saya bersyukur telah bersilaturahmi dengan berbagai latar belakang job seeker dengan beraneka ragam problematikanya.

Saat hadir hampir 10 kali di berbagai fakultas di UI Depok saya berjumpa dengan para sarjana baru dari fakultas bergengsi dengan IPK lebih dari 3 dalam kondisi sudah hampir 2 tahun belum mendapatkan kerja, saat mereka mengikuti Training “Merancang Lamaran Kerja yang 99% Optimis Dipanggil Perusahaaan Impian”.

Masih di UI Depok, di salah satu auditorium yang bisa menampung hampir 500 orang tersebut saya berjumpa dengan peserta training saya yang paling senior & sedang mencari pekerjaan, yang unik beliau saat itu sedang berumur baru 56 tahun (ya, Lima puluh enam tahun, tidak salah tulis).

Di IPB Bogor, saya banyak mendapat curhat peserta seminar “Membongkar Rahasia HRD dalam Menyeleksi Lamaran Kerja” bahwa ternyata mereka baru menyadari bahwa dunia kerja sangat berbeda sekali dengan dunia kampus.
Saat di IPB Bogor termasuk sebagaimana acara – acara seminar & training saya diberbagai tempat, selalu diawali dengan pertanyaan siapa yang yakin bahwa CV (lamaran kerja) yang dibuatnya tidak bermasalah. Biasanya sebahagian dari mereka mengangkat tangan untuk memberi tahu identitas & kenyakinannya bahwa CV nya tidak bermasalah.

Terus terang saya sangat terbantukan dengan audien yang mau terbuka seperti itu, selanjutnya saya bertanya ke mereka satu persatu, “Berapa% (persen) keyakinannya masing – masing?

Jawaban mereka biasanya mencerminkan “optimisme” para fresh graduate, apalagi jika mereka berasal dari kampus – kampus ternama & bergengsi di negeri ini, biasanya mereka menjawab sekitar 90% yakin tidak bermasalah, malah tidak sedikit yang menyatakan bahwa mereka yakin 99, 9% tidak bermasalah.

Jika sudah seperti ini kondisinya saya sering dalam hati bersyukur, karena berarti kesempatan saya untuk berbagi ilmu kepada mereka insya Allah tidak menjadi sia – sia, alias saya sudah merasa mantap & siap menjelaskan segala persolannya selama kurang lebih 4 s/d 5 jam berbicara sebagai Motivator Dunia Kerja Indonesia.

Seperti proses penjelasan di berbagai tempat setelah melewati proses penjelasan yang mendalam, kepada mereka yang awal perjumpaan tadi merasa memiliki kenyakinan yang sangat mantap (sekitar 90%) kembali saya undang ke depan panggung untuk saya cek kembali pemahamannya, dengan menanyakan pertanyaan yang sama: “Berapa keyakinan anda saat ini, setelah mendapatkan penjelasan dari saya ttg CV anda?”

Jawaban mereka berikut ini yang menjadi dasar kemantapan kami setelah 3 tahun berpengalaman untuk menyatakan bahwa seminar atau training kami bisa mengaku spektakuler & sensasional.

Alhamdulillah di akhir acara mereka biasanya serempak menyatakan keyakinan terhadap CV buatan mereka tidak ada yang lebih dari 0% alias mereka akhirnya mau jujur menyatakan bahwa CV atau lamaran kerjanya ternyata bisa dibuktikan bermasalah.

Pengakuan tersebut tidak cukup sampai di sini, biasanya supaya mereka bisa lebih mendalam sensasinya, mereka secara suka rela berkenan maju ke depan & naik ke atas pangung untuk serempak merobek – robek CV buatannya sendiri???
Artinya mereka berjanji sudah tidak akan membuat CV model yang dibuatnya selama ini.

Berdasarkan pengalaman dilapangan penyebab utama para pengangguran adalah:
1. 90% CV YANG DIBUAT PELAMAR INDONESIA MASUK KATAGORI BERMASALAH BAGI HRD
2. 80% LAMARAN KERJA SUDAH DIBUANG SEBELUM DIBUKA AMPLOPNYA
3. Lolos dipanggil kerja, lalu terganjal di psikotest
4. Terakhir banyak yang gagal melewati tahapan interview (wawancara kerja )

Bagi mas Mujahidin & para netters, pembaca setia rubrik saya yang telah terbuka bercerita tentang pengalamannya sudah hampir 300 lamaran dikirimkan tapi belum juga berhasil, jelas ini menunjukan indikasi bahwa lamaran kerja yang dibuat termasuk katagori bermaslah bagi HRD yang menerima lamaran kerjanya.

Pengalaman saya, isi dari lamaran kerja job seeker Indonesia tidak memiliki nilai jual yang diharapkan HRD, pada umumnya isinya tidak mencerminkan atau menjawab kebutuhan kulifikasi yang tertulis jelas di persyaratan iklan lowongan.

Para job seeker lebih mendahulukan presepsi (baca: kepentingannya sendiri) subyektifitas dirinya sendiri, bukan mendahulukan presepsi (kebutuhannya) para HRD manajer.

Jadi isi lamaran kerja yang optimis dipanggil adalah jika isi lamaran kerjanya secara terstuktur memiliki kerangka berfikir yang berusaha menjawab persyaratannya HRD.

Kalau penasaran ingin mengetahui masalahnya di mana, silahkan mengirimkan contoh CV anda saja ke email saya ([email protected]), insya Allah secar umum akan saya berikan gambaran problem utama penyebab masalahnya.

Oke saya tunggu CV anda, dan mohon kesabarannya jika belum segera mendapatkan jawaban karena biasanya akan banyak alias antri mengkonsultasikan CV nya masing – masing.

Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.

Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia

[email protected]
Fax: 021-86604657

Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki-laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]