Apakah Masih Wajib Hukumnya Mentaati Perintah Orang Tua Atas Dasar Dendam?

assalamualaikum

Begini bu, saya gadis usia 25 tahun. saya memiliki hubungan serius dengan seorang pria 26 tahun yang juga masih single. teman saya tersebut sudah melamar saya tetapi ayah saya menolak dengan alasan tidak suka dengan orang tua teman saya tersebut. jadi kurang lebih 2 tahun yang lalu ayah saya dengan ayah beliau memiliki perselisihan kesalahpahaman yang menurut saya sangat sepele tetapi ayah saya tipe orang pendendam. ayah temen saya bahkan sudah minta maaf 2x dan setiap lebaran idul fitri juga datang ke rumah untuk silaturahim tetapi ayah saya masih belum bisa memaafkan dan menaruh dendam.padahal saya sudah merasa cocok dengan teman saya tersebut dan berharap dengan pernikahan kami dendam ayah saya bisa hilang dan hubungan silaturahim kembali terjalin dengan baik. kebetulan ibu saya sudah meninggal 5 tahun yang lalu jadi tidak ada yang bisa diajak berdikusi oleh ayah.

pertanyaan saya apakah saya berdosa jika saya masih berharap ayah saya merestui hubungan ini mengingat saya juga sudah merasa cocok?

apakah boleh jika saya tidak menaati perintah orang tua yang menginginkan saya putus hubungan karena dendamnya?

apakah boleh jika saya hingga saat ini masih berjuang untuk mendapatkan restu disamping alasan kecocokan juga untuk menghapuskan dendam ayah?

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Sdri. Nissa yang dirahmati Allah swt.,
Saya dapat memahami apa yang Anda rasakan, tentu kecewa dengan Ayah yang sulit melupakan dendamnya di masa lalu sampai menghambat proses khitbah calon Anda. Bersabarlah, Sdri. Nissa, semoga ada jalan keluar terbaik kalau ada ikhtiar yang tepat.
Sdri. Nissa yang dirahmati Allah swt.,
Dendam, amarah, benci adalah bentuk-bentuk emosi dan energi negatif yang dapat merugikan baik secara fisik maupun psikis, belum tanggungjawab di hadapan Allah swt. Saya harap Anda mendekati Ayah dari sisi ini sebelum memberinya permasalahan yang lebih yang belum siap dia hadapi. Orang yang didominasi rasa ini maka tidak merasakan ketenangan dalam hati dan kehidupannya, sering berdebar-debar, mungkin keringat dingin sebagai efek sistem syaraf otonom yang bekerja dan efek hormonal. Ingatkanlah Ayahanda untuk banyak-banyak membersihkan hatinya, banyak berdzikr, mengingat Allah swt, apalagi di akhir usia beliau. Apalagi tidak ada lagi kini pendamping setia yang selalu siap mendengar semua keluh-kesah, atau tempat berbagi cerita. Banyak-banyaklah putra-putra beliau memahami kondisi psikologis lansia, apalagi yang sudah duda seperti Ayahanda. Kebutuhan psikologis amat dibutuhkan oleh Ayahanda saat ini. Jadilah Sdri. Nissa tempat berbincang yang nyaman sebagai pengganti Ibu. Tentu sambil mengajak Ayah banyak pengajian, mendengar siraman rohani, agar qalbunya semakin bersih.
Sdri. Nissa yang dirahmati Allah swt.,
Anda perlu lebih bersabar, karena untuk memahamkan hal ini perlu waktu, perlu strategi, yang tentu saja dimulai dari pengetahuan orangtua sendiri dan sejauh mana keimanan beliau. Salah satu bukti keimanan pada Allah swt adalah terus berupaya menghiasi diri dengan akhlak karimah, ridlo terhadap segenap ketentuan-Nya, rupanya inilah yang perlu diwujudkan pada Ayahanda.
Sdri. Nissa yang shalihat,
Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam berma’shiyat kepada-Nya. Mungkin orangtua tidak sengaja berma’shiyat, namun sekedar lupa atau lalai sehingga perlu diingatkan dan diberi taushiyah. Sementara itu, bergaullah dengan calon dengan batas-batas yang tetap tidak terlanggar; janganlah terlalu sering berinteraksi yang dapat mendekatkan pada hal-hal yang tak diinginkan dan diridloi. Di sisi lain, mintalah bantuan orang-orang terdekat atau pihak-pihak yang sekiranya dapat mendekati dan memahamkan Ayahanda. Biasanya kalau orangtua mendapat dukungan dari keluarga besar maka akan lebih mudah dan mantap dalam melangkah. Untuk menghilangkan dendam, memang butuh kemuan kuat dan perlu proses. Berilah waktu pada orangtua untuk berpikir, belajar dan akhirnya memulai hal yang lebih diridloi-Nya. Apa yang sudah dilakukan keluarga calon Anda sudah betul, teruslah bersilaturrahim, beri hadiah-hadiah yang disukai Ayah dan hal-hal lain, semoga ini menjadi amal shalih mereka, insya Allah apa yang mereka lakukan tidak sia-sia. Sdri. Nissa harus yakin akan takdir berupa jodoh, sehingga kalau memang Anda dan calon Anda ini berjodoh, maka ada saja jalan keluar; namun jika memang bukan jodoh maka Anda harus siap menerima ketentuan-Nya. Semakin rajinlah sholat hajat, sholat lail…semoga Allah swt. memudahkan. amin.

Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Bu Urba