Bagaimana Menyikapi Istri yang Egois

Assalamualaikum wr. wb.

Saya mau tanya, saya sudah menikah 5 thn yang lalu dikaruniai seorang anak. Kami sama-sama bekerja, hanya saja pendapatan saya lebih kecil dari istri saya. Sering istri saya meledek kalau pendapatan itu kurang. Awalnya saya anggap itu gurauan saja namun lama-kelamaan hal itu sering terlontar. Sebetulnya saya sudah berusaha untuk mendapatkan penghasilan lebih, namun karena takut anak kami terlantar terpaksa saya merelakan karir saya dengan pertimbangan demi menjaga keharmonisan keluarga agar tidak saling mempertahan kan egonya masing-masing. Satu persatu karir saya lepas dan tinggal satu sebagai gantungan perolehan bulanan bagi saya. Tetapi hinaan itu kerap kali terjadi, hingga suatu saat saya coba untk aksi diam sehari.

Aksi itu justru membuatnya marah dan mengungkit-ungkit apa yang telah diperbuat. Astaghfirullah… salahkah aku… dengan sikap seperti itu.
yang ingin saya tanyakan bagaimana menyikapi kejadian yang telah berlangsung ini agar keutuhan keluarga tetap terjaga.

Terima kasih. Jazza kumullah khairankatsira.

Wassalam,

Assalammu’alaikum wr. wb.

Bapak AF yang penyabar,

Nampaknya bapak merasa kecewa atas sikap istri yang cenderung membanggakn penghasilannya yang lebih besar dari bapak. Sebagai lelaki mengetahui istri punya pendapatan lebih dari dirinya saja kadang dapat menggores harga dirinya apalagi jika kenyataan tersebut sering dilontarkan dan menjadi bahan ledekan. Rasanya bisa dibayangkan perasan bapak yang mungkin jadi merasa diremehkan kemampuannya.

Nampaknya istri bapak dalam hal ini mempunyai masalah dalam komunikasi. Ia tak dapat mengungkapkan gambaran perasannya dengan baik sehingga yang keluar adalah bahasa sindiran atau ledekan. Dan nampaknya bapakpun juga bermasalah pula dalam menanggapinya yang responnya akhirnya hanya bersikap diam yang pastinya juga tidak dapat menggambarkan secara jelas sikap bapak terhadap permaslahan ini.

Saran saya dalam hal ini sebaiknya bapak dan istri memang bersepakat untuk melakukan prbaikan dalam berkomunikasi. Ketika seseorang tka dapat mengkomunikasikan dengan baik perasaannya maka yang timbul akhirnya adalah bahasa komunikasi menyimpang seperti sindiran, ledekan, hinan, dll.

Mungkin sebenarnya istri bapak merasa cemas akan masa depan anaknya atau merasakan stress atas naiknya harga-harga berbagai kebutuhan keluarga. Namun karena tak tahu bagaimana mengungkapkannya maka akhirnya ia menyindir bapak, yang dipikir akan membuat bapak termotivasi untuk makin meningkatkan produktifitasnya.

Ajari istri untuk dapat mengungkapkan perasannya dengan kata-kata seperti"pak, saya merasa khawatir akan masa depan anak karena biaya pendidikan semakin mahal…" Rumusnya: "Saya merasa.karena….." Selain itu bapakpun dapat belajar untuk bersikap asertif juga ungkapkan diri dan pendapat bapak, seperti" ibu saya merasa tersinggung jika ibu terus mnerus menyinggung masalah penghasilan"

Berdiam diri hanya memberi pesan bias pak, orang lain tak dapat begitu memahami arti dari sikap diam kita. Karenanya yang terbaik adalah tetap ungkapkan perasaan kita, tentu dengan bahasa yang santun.

Wassalammu’alaikum wr.wb.

Rr. Anita w.