Calon Suami Seorang Koruptor

Ass. Wr. Wb

Saya sekarang berusia 25 th, saya dekat dengan lelaki yang pada awalnya saya pikir dia lelaki baik-baik, dia sholat dan bisa menghargai saya dan keluarga saya.

Dia bekerja di salah satu instansi pemerintah dan ternyata dia banyak menerima uang yang tidak benar di tempat dia bekerja, saat dia mengakui semuanya sama saya, saya sudah mengambil keputusan jangan terima uang-uang kotor tersebut, atau saya yang akan pergi.

Dan pada saat itu dia berani bersumpah demi Allah bahwa dia tidak akan pernah menerima dan memakai uang-uang kotor itu lagi, dan dia memilih saya. Tapi mungkin atas kehendak Allah, ada kejadian yang membuat dia ketakutan, dan mungkin membebani dia, dan akhirnya dia mengakui kalo ternyata semua janji dan sumpah demi Allah nya adalah bohong, dia terlanjur menikmati uang kotor itu dan tidak mau kehilangan saya.

Saya sangat kecewa dan sedih bu….. Betapa gampang dia menukar janji Allah dengan hal sekotor itu, saya takut…. dia berjanji dia pasti bisa berubah, tapi dia butuh waktu dan dukungan saya, tapi apa saya bisa percaya?? Dengan nama Allah saja dia berani berbohong? Tapi kadang saya berfikir kalau saya pergia, dia benar-benar tidak akan bisa diselamatkan, apa yang sebaiknya saya lakukan bu? Apakah saya haryus meninggalkannya dan membiarkan dia lebih terpuruk, ataukah saya harus mendampingi dia dan berharap dia bisa berubah?

Tolong saya bu… Saya bingung sekali, saya masih berharap dia bisa berubah, saya masih sayang sama dia….

Wassalam

Assalammu’alaikum wr. wb.

Saudari E yang sholeha,

Bersyukurlah seorang lelaki yang dapat menjadikan anda isterinya karena prinsip anda untuk selalu menerima nafkah yang halal dan menolak yang diharamkan dengan tegas. Tak ada yang lebih baik bagi seorang lelaki dari seorang isteri yang selalu mendorongnya untuk memeras keringat dengan jalan yang diridhoi Allah.

Wajar jika calon anda itu tidak berniat melepaskan anda yang membantunya mengingatkan akan kebenaran. Hanya godaan di sekitarnya nampaknya begitu besar sehingga janji atas nama Allah pun dilanggarnya, meski alhamdulillah dia masih memiliki rasa takut kepada Allah sehingga mengakui kekhilafannya.

Jika saja rasa takut yang dimilikinya kepada Allah lebih besar maka kalaupun dia tidak mampu melawan godaan dari pekerjaannya tersebut maka seharusnya dia berani untuk mempertimbangkan dan memutuskan pindah pekerjaan atau mencari nafkah dengan cara yang lain daripada dekat dengan yang haram.

Rasanya sulit memang, dalam keadaannya yang sekarang, memutuskan akankah lelaki seperti ini akan dapat tetap Istiqomah di jalan-Nya jika kelak menjadi suami. Sebagai wanita anda memang perlu memikirkan secara matang agar tidak menyesali ketika pada akhirnya dia tidak menjadi suami seperti yang anda harapkan. Karena bukan anda yang menentukan apakah dengan keberadaan anda di sampingnya dia akan tetap baik atau buruk, manusia berusaha dan Allah yang menentukan takdir-Nya.

Namun sebagai manusia kita juga tidak dapat memvonis bagaimana jadinya perjalanan hidup seseorang karena kesempatan untuk berubah selalu ada bagi siapapun. Dalam hal ini hanya Allah yang punya kuasa untuk mengetahui apakah lelaki ini baik untuk anda atau tidak, karenanya tidak ada saran yang lebih baik untuk anda mintakan selain dari-Nya.

Sholatlah dengan khusyu dan bersungguh-sungguhlah meminta kepada-Nya apakah lelaki ini tepat untuk menjadi suami anda atau tidak. Biarkanlah Allah yang mengarahkan suara hati anda nantinya untuk menerima atau menolak. Selama prinsip anda selalu atas dasar ketaatan kepada-Nya maka yakinlah bahwa Allah akan memberikan jawaban-Nya yang terbaik bagi anda.

Wassalammu’alaikum wr. wb.

Rr Anita W.