Cara Berargumen Terhadap Suami

Assalamualaikum Wr. Wb.

Uztazah,

1. Bagaimanakah menurut Islam cara istri berargumen yg baik terhadap suaminya.

2. Bagaimana menghadapi suami yg keras kepala? Adakah doa khusus untuk melunakan hati suami yg sudah terbiasa dituruti semua kemauannya oleh ibu dan adik2nya?

3. Saya berusaha setiap pertengkaran tetap berdoa dalam hati tapi sering kali darah tetap mendidih. Sebaiknya bagaimana?

4. Bagaimana cara bersikap adik terhadap orang tua kandung saya yg tinggal berbeda pulau, sementara banyak waktu dan dana harus kami tuangkan untuk kegiatan bersama sanak saudara suami yg satu kota dg saya tapi semuanya non-muslim. Bagaimana sebaiknya prioritasnya?

Wassalam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Ibu IS yang dirahmati Allah swt.,

Nampaknya ibu mempunyai masalah dalam pengelolaan emosi ibu. Kadang-kadang emosi yang tidak terkelola memang dapat menjadi penghambat komunikasi. Termasuk pada suami. Ibu IS, Anda menanyakan bagaimana berargumen yang baik pada suami, bagaimana jika pertanyaan ini Anda tanyakan pada suami Anda? Kalau saya yang menjawab, pasti normatif sifatnya. Sekali waktu, dalam suasana yang nyaman tanyakan apa yang suami tidak suka dalam Anda berkomunikasi. Apakah nadanya yang terlalu tinggi? Atau sikap anda yang menggurui? Atau apa? Mungkin ada suatu hal yang spresifik yang disukai atau tidak disukai oleh suami, maka tentu suamilah yang paling tepat menjawabnya. Secara umum, argumen yang dilakukan untuk kebaikan bersama, tentu sah-sah saja dilakukan. Dalam agama prinsip syura atau musyawarah sangat dijunjung tinggi. Tentu sikap keras kepala tak tepat jika dihadapi dengan keras juga. Biasanya sikap keras akan dapat ditaklukkan justru dengan kelembutan. Jika Ibu sedang ”mendidih”, tundalah dulu percakapan, Ibu dapat mengambil air wudlu, atau sholat terlebih dahulu agar hati Anda tenang.

Ibu IS yang dirahmati Allah swt.,
Emosi adalah bagian dari aspek afektif, namun dapat muncul dalam gejala-gejala fisik, kognitif, maupun perilaku. Misalnya Anda sedang marah, maka jantung Anda biasanya berdetak lebih cepat, darahpun mengalir lebih cepat, sehingga hal ini akan membahayakan tubuh. Oleh karena itu tipe pemarah rentan terhadap penyakit kardiovaskuler, seperti jantung dan hipertensi bahkan stroke. Oleh karena itu, kurangilah sifat pemarah ini.

Ibu IS yang dirahmati Allah swt.,
Lakukan relaksasi jika Anda didera rasa marah, dengan dzikr, do’a, mengatur nafas agar teratur, dan upaya-upaya lain agar bisa tenang. Adapun untuk mengikatkan hati dengan suami, ada yang disebut dengan do’a rabithah. Ada buku do’a yang berjudul Al ma’turat, di akhir do’a itu ada yang disebut do’a untuk mengeratkan hati yang disebut do’a rabithah.

Ibu IS yang dirahmati Allah swt.,
Bermusyawarahlah dengan suami agar segala keputusan, termasuk membantu keluarga dilakukan tanpa mengganggu stabilitas keluarga Anda sendiri. Berkonsultasilah dengan seorang ustadz dalam hal ini. Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga Ibu senantiasa dikaruniai hati yang sabar dan banyak bersyukur. Amin.

Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Bu Urba