Hukum Mantan Suami Yang Tidak Peduli Terhadap Anaknya

assalamualaikum wr…wb…

Langsung saja ya  buk, saya sudah bercerai dengan mantan suami hampir 1 tahun dan sekarang mantan suami sudah menikah lagi, sebelum menikah lagi mantan saya sering meminta bertemu dengan anak saya diluar rumah, karena tidak mau menginjakkan kakinya dirumah orangtua saya. Selama ini saya mengalah dan menuruti keinginannya tersebut meski menurut saya kurang pantas tapi saya mengalah demi anak saya, tapi sekarang setelah dia menikah saya tidak mau lagi mempertemukan dengan anak saya diluar rumah saya bilang kemantan suami kalo pingin ketemu anak dia harus datang kerumah. Tapi ternyata dia memilih tidak ketemu dengan anaknya daripada harus menginjakkan kakinya dirumah orangtua saya. Mungkin harga diri dan gengsinya yang membuat dia seperti ini. Sampai sekarang dia tidak pernah perduli lagi sama anak saya, bahkan sekedar menanyakan kabar anak sayapun tidak. Kalo jatah bulanan dia kasih, tapi seorang anak itukan butuh kasih sayang juga bukan sekedar materi? Pernah waktu anak saya sakit, saya kabari dia tapi tidak dipedulikan sama sekali, padahal anak saya sakit karna saking inginnya bertemu dengan papanya. Pernah dia bilang sama saya tiap haripun dia sudah mendoakan anaknya.Saya heran  bu, padahal mantan suami saya itu ahli ibadah, pintar mengaji, dan amalnya bagus tapi mengapa dia tega sekali sama anak saya? Bukankah anak itu titipan dari Allah SWt, dan barang siapa yang menelantarkan anaknya berarti sudah menelantarkan amanah dari Allah? Bagaimana pertanggung jawabannya kelak dibandingkan dengan amal ibadahnya? Masalah anaik ini sering memicu pertengkaran antara saya dengan mantan suami, sebab saya sudah sering memohon untuk menjenguk anaknya tapi tidak pernah digubris jadi kesabaran saya jadi habis bu, Mohon sarannya apa yang harus saya lakukan untuk menghadapi mantan suami saya bu? Terima Kasih.

Wassalam

Rida-Jatim

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Ibu Rida yang dirahmati Allah swt.,
Saya prihatin atas ujian yang Anda alami, perceraian memang tidak dilarang dalam Islam, ia menjadi pintu darurat dan ketika ini terjadi maka diperintahkan dilakukan secara baik-baik, sebagaimana firman allah swt. dalam QS At-talaq:2.Jika perceraian dilakukan secara baik-baik insya Allah dampaknya terhadap mereka dan anak akan baik pula.

Ibu Rida, saya juga memahami permasalahan  Anda setelah perceraian tersebut khususnya dalam pengasuhan anak. Perceraian sering menjadikan anak-anak sebagai korbannya.
Bagaimanapun secara psikologis seorang anak tetap membutuhkan sentuhan kasih sayang ayah maupun ibu, meskipun kedua pasangan itu telah bercerai. Sejauh ini yang terjadi memang pengadilan ketika terjadi perceraian akan mempertimbangkan kemampuan masing-masing untuk mengasuh anak, namun bagi anak-anak balita pasti sentuhan kasih sayang ibu mestilah lebih mereka butuhkan. Bukan berarti bahwa ayahnya yang tinggal berjauhan kemudian tidak berkewajiban memberi kasih sayang pada anaknya.
   Saya menyarankan agar Ibu Rida berbicara baik-baik pada mantan suami, apakah via pihak ketiga atau menghubungi langsung; sebenarnya ketika anak berada dengan salah satu orangtuanya maka orangtua lainnya hendaklah tetap bertanggungjawab mendidik, mengasuh dan untuk seorang Ayah tetap berkewajiban menafkahi sang anak dan memberi mereka kasih sayang karena ini adalah hak mereka. Hal ini mengandung hikmah agar jangan sampai perceraian menyebabkan anak-anak terlantar dan ini berarti umat islam telah meninggalkan suatu generasi yang lemah, yang dilarang oleh Islam. Bukankah  Kita diperintahkan untuk meninggalkan generasi yang kuat sebagai penerus kehidupan? Ibu menyatakan bahwa mantan suami adalah orang yang memahami agama, nah..ini suatu modal awal agar beliau mau menyadari kekeliruannya, dengan menunjukkan tanggungjawab pada anak. Salah satu kewajiban orangtua  pada anak adalah memperlakukannya secara adil. Jika suami Anda mempunyai anak darin istrinya yang lainpun maka tetap anak-anaknya harus diperlakukan secara adil. Ibu Rida dekatkan Anda pada Allah swt, jika upaya-upaya langsung tidak berhasil, maka kekuatan do’alah yang menjadi solusi, judah-mudahan kesabaran Anda menghadapi perlakuan suami menjadi wasilah terkabulnya do’a-do’a Anda.

Ibu Rida yang dirahmati Allah swt,

Tataplah pada masa depan yang masih membentang, tetaplah optimis, banyak anak-anak yang sukses justru diawali dengan kesusahan orangtuanya dalam menghadapi kerasnya gelombang dan tantangan kehidupan. semoga Ibu salah satu di antaranya; saya yakin Ibu  punya kelebihan yang tidak dimiliki ibu atau wanita lain, yakinlah bahwa Anda mampu untuk menghasilkan keturunan yang punya keistimewaan meskipun saat ini masih single-parent. Teruslah ikhtiar sembari berdo’a, dan Allah berjanji akan mengabulkannya. 

Demikian apa yang dapat saya sampaikan, teriring do’a semoga Allah swt menguatkan Anda dalam menghadapi ujian ini. Amin.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Bu Urba