Keluarga Broken Home

Saya semenjak kecil hidup hanya bersama ayah saya. Ibu dan ayah saya semenjak saya kecil sudah berpisah. Dari kecil saya hanya hidup dengan ayah yang amat saya sayang dan keluarga ayah yang sangat baik. Dari kecil saya tidak pernah merasakan perhatian seorang ibu.

Sekarang saya berumur 15 th.saya memiliki ibu tiri. Ibu tiri saya sangat baik, tetapi saya masih mersa belum cukup. Saya tahu dan dapat merasakan bagaimana bedanya. Saya dengan dan ibu kandung masih sering bertemu.

Ibu kandung saya adalah orang yang cukup meliliki banyak masalah.

Saat ini ia sedang terbelit hutang yang cukup besar. Saya malu, dari dulu saya selalu dibuat malu di sekolah pun saya malu. Saya terkadang benci ia telah meninggalkan saya dan menyakiti ayah saya. Tapi bagaimana pun itu adalah ibu kandung saya yang perlu saya hormati, saya sangat merindukan beliau tapi saya kini telah memiliki keluarga baru yang bahagia.

Bagaimana cara saya menyikapi perasaan malu dan benci saya pada ibu saya? Tapi saya sangat menyayanginya.

Assalammu’alaikum wr. wb.

Adik Ani yang dimuliakan Allah,

Sebuah situasi yang dilematis ya dik, punya perasaan benci kepada ibu yang seharusnya kita sayangi. Memang sulit rasanya untuk menolak perasaan yang terbentuk akibat perlakuan buruk yang diberikan kepada kita. Nampaknya adik ani ini memiliki pengalaman yang kurang baik bersama ibu kandung sehingga meninggalkan kesan yang dalam dalam bentuk kebencian.

Diusia ani yang masih sangat muda memang sulit rasanya untuk memahami mengapa ibu bisa melakukan hal-hal yang membuat ani jadi merasa malu. Sebagai anak tentu mengharapkan sosok ibu atau orangtua yang dapat dibanggakan di antara teman-teman, karena bagi anak seumuran ani pandangan teman-teman tentu sangat berarti.

Mungkin ani memang tidak menyukai sikap dan perbuatan ibu dan boleh saja jika ani membenci perbuatan itu. Namun berusahalah untuk membedakan antara pribadi ibu dengan apa yang dilakukannya. Karena pribadi seseorang bisa mengalami perubahan ke arah yang lebih baik sedangkan perbuatan hanyalah sebentuk tindakan yang dilakukan seseorang dan sangat dipengaruhi oleh situasinya saat itu.

Dalam perjalanan hidup, manusia sering melakukan kekhilafan dan itulah kelemahan manusia.Allah yang menciptakan manusia mengetahui kelemahan manusia itu karenanyaDia senang dengan orang-orang yang bertaubat, selalu dibukakan-Nya pintu taubat bagi manusia, sebesar apapun dosa manusia tersebut. Artinya Pencipta kita selalu mencintai kita hanya tidak menyukai perbuatan buruk yang kita lakukan, karenanya ketika manusia meninggalkan perbuatan buruk tersebut maka Allah selalu menerimanya kembali.

Jadi ani boleh saja membenci perbuatan ibu namun berusahalah untuk menjaga cinta kepadanya. Doakanlah dia agar Allah membawanya kembali kejalan yang benar dan membuatnya sadar untuk menjadi ibu yang baik bagi Ani. Ketika ibu khilaf justru sebagai anak kita harus merasa kasihan kepadanya dan tetaplah tunjukkan bakti kita kepadanya. Seringkali batu yang keras hancur dengan tetesan air yang lembut dan terus menerus. Mungkin saja kesadaran ibu pun bisa timbul ketika dia merasakan terus kasih sayang dari anaknya yang pernah ditinggalkannya.

Insya Allah dengan doa dan usaha dari ani untuk tetap mencintai ibu maka ani bisa mengalahkan perasaan benci ani kepadanya. Dan mungkin dengan kegigihan ani memperjuangkan cinta kepada ibu maka ibu jadi malu jika dirinya telah menelantarkan atau mempermalukan anaknya. Sungguh sebagai seorang ibu, saya memahami tidak ada hadiah terindah di dunia ini selain perasaan cinta dan perlakuan tulus dari seorang anak kepada ibunya. Wallahu’alambishshawab

Wassalammu’alaikum wr. wb.

Rr. Anita Widayanti