Mendambakan Suami yang Hafizh Qur&#039an dan atau Bisa Diajak Dakwah

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ibu Anita yang saya hormati, sesuai dengan judul, itulah obsesi saya tentang jodoh saya, mungkinkah? Mengingat, saat ini usia saya sudah di ambang batas penantian yaitu 34 tahun dan saya juga tidak hafizh qur’an (sedang berusaha menghapal), namun untuk memperbaiki kwalitas keluarga saya nanti dan ingin sekali menjadi penyokong seorang suami dalam rangka berdakwah, dan saya sendiri pun perlu sokongan dalam berdakwah.

Saat ini sedang menjalankan program berantas buta Al-Quran dan Dakwah ‘sholat wajib’. Intinya saya sangat prihatin pada kondisi umat Islam yang belum kembali pada Islam. Kalau bisa juga saya ingin memperbaiki perekonomian umat Islam. Bahkan obsesi jauh ke depan ingin mendirikan pesantren atau memiliki asrama yatim.

Maka itulah obsesi saya tentang jodoh saya. Mohon nasehat ibu untuk saya.

Adapun kegiatan saya saat ini adalah karyawan sebagai pengajar, juga aktif memberi materi/mentoring pada halaqoh-halaqoh, kurang lebih 10 halaqoh sedang dan akan berjalan. Dan juga menjadi salah satu mahasiswa di ma’had, termasuk tahsin juga mencari studi Islam di mana pun ada kesempatan. Saya buat agenda sedemikian rupa waktu saya dengan sangat padat untuk beribadah pada Allah, mencari dan mengajarkan ilmu Allah dengan mengharap ridho Allah. Bahkan kalau tidak ada aral melintang Insya Allah saya Maret 2007 ambil pendidikan S2.

Alhamdulillah Allah telah banyak memberikan kenikmatan pada saya, termasuk keluarga juga tidak menghambat atau banyak tuntutan terhadap saya saat ini, yang dulu begitu menuntut saya untuk segera menikah, namun walau demikian tetap saya ingin bersegera memenuhi keinginan bunda untuk bersegera menikah. Jadi hanya jodohlah yang belum Allah berikan pada saya, untuk masalah ini juga mohon ibu memberi nasehat untuk saya.

Terimakasih sebelumnya.

Wassalamu’alikum,

Assalmmu’alaikum wr.wb

Saudari Fatimatuzzahra yang dimuliakan Allah,

Subhanallah, senang sekali saya dimintai pendapat oleh seorang ahli ilmu seperti anda. Nampaknya anda memang seorang pembelajar dan seseorang yang kuat komitmennya terhadap dakwah Islam, semoga Allah menjadikan anda istiqomah di dalamnya. Semangat anda dalam berdakwah memang tercermin juga dalam syarat yang anda tentukan dalam memilih jodoh.

Seorang wanita memang punya hak untuk menentukan pendamping hidup yang terbaik dan sesuai bagi dirinya.Bahkan menyeleksi suami merupakan hal yang penting, karena dalam Islam suamilah yang akan menjadi pemimpin yang pastinya akan mempengaruhi langkah dan gerak seorang wanita ke depan baik dalam urusan dunia maupun akherat. Sebagaimana komitmen anda dalam dakwah demikian pulalah pilihan anda pada pasangan hidup menjadikan suami sebagai partner dalam dakwah.

Syarat yang anda kehendaki merupakan hal yang sangat wajar dan merupakan hak anda untuk mempertahankannya. Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa ketika kita menghendaki yang terbaik dalam hidup kita maka demikianlah yang akan kita dapatkan. Namun terkadang sebagai manusia yang terbatas kemampuannya kadang kita tidak tahu apakah sebenarnya yang terbaik untuk kehidupan kita, karenanya sebagai orang beriman untuk menentukan yang terbaikpun harus selalu mengkonsultasikan-Nya kepada Allah.

Ketika anda memang mengharapkan jodoh yang demikian tentu saja, andapun harus berusaha untuk mendapatkannya secara aktif dan bukan sekedar menunggu. Sebagaiman aktifnya seorang wanita yang menghendaki suami seperti Rasulullah dan akhirnya memberanikan diri melamar Rasulullah. Hal serupa dapat juga anda lakukan dengan meminta tolong kepada teman dakwah atau ustadz yang memiliki akses di lingkungan ikhwan yang hafidz qur’an, untuk dapat memperkenalkan diri anda.

Ukhti yang sholehah, memiliki suami yang sudah "Jadi" tentu dambaan setiap akhwat, namun terkadang kenyataan menghadirkan lelaki sholeh yang tidak memenuhi kriteria kita atau hanya "berpotensi" sesuai keinginan kita. Menurut saya bersikap fleksibel juga dibutuhkan, karena Rasulullah sendiri menyarankan agar ketika datang lelaki sholeh kepada wanita sebaiknya tidak menolaknya. Artinya ketika dihadapankan pada lelaki sholeh yang tidak sesuai dengan harapan ideal kita, rasanya tidaklah rugi jika kita mencoba untuk mengkonsultasikannya dulu kepada Allah sebelum menolaknya meski menurut kita tidak baik tapi belum tentu menurut Allah bukan? Wallahu’alambishawab.

Wassalammu’alaikum wr. wb.