Selalu Memarahi Anak

Assalammua’alikum wr, wb.

Ibu Anita yang dirahmati Allah, saya ingin mencurahkan isi hati saya melalui tulisan saya ini. Saya seorang ibu rumah tangga yang sering mengalami stress sehingga saya merasa sering mengalami depresi. Berbagai tekanan dalam rumah tangga sering membuat saya merasa sedih dan berputus asa.

Dan perasaan saya yang sering tidak karuan ini nampaknya menular pada cara saya mengasuh anak saya. Saya jadi mudah marah pada hal-hal kecil saja dan sering berkata-kata kasar kepada anak jika melakukan kesalahan. Bahkan terkadang jika emosi menggelegak saya juga menggunakan tangan untuk mencubit atau memukul pantatnya.

Namun jika selesai menghukum anak maka langsung timbul penyesalan dan rasa bersalah, apalagi jika melihat wajah polosnya yang nampak takut terhadap kemarahan saya. Saya sedih ibu, tapi entah bagaimana sulit sekali rasanya mengendalikan diri. Yang ingin saya tanyakan ibu apakah tindakan tindakan saya ini akan berdampak besar pada perkembangan anak saya dan bagaimanakah agar kehidupan kami bisa lebih baik?

Ibu Ana (samaran)

Assalammu’alaikum wr, wb.

Ibu Ana yang dimuliakan Allah,

Merasakan stres apalagi depresi memang sangat tidak enak. Bahkan depresi merupakan siksaan batin bagi yang mengalaminya, karena selalu merasakan kesedihan, kemarahan, putus asa dan hidup jadi terasa berat untuk dijalani. Depresi memang dapat terjadi pada seseorang ketika beban psikologis menekan begitu keras dan bertubi-tubi. Selain itu faktor genetik ikut mempengaruhi kecenderungan orang mengalami depresi yang ringan atau berat.

Ibu Ana yang baik, hidup dalam rumah tangga yang dipenuhi konflik memang menghabiskan energi psikis kita. Karena itu sebaiknya tidak membiarkan konflik terus berkepanjangan tanpa usaha untuk menyelesaikannya. Bersikap pasrah atas semua tekanan akan menenggelamkan diri anda sendiri dan merusak jiwa. Untuk itu ada baiknya anda juga mencoba mencari pertolongan untuk bisa menyelesaikan permasalahan dalam rumah tangga anda.

Anak-anak tumbuh seiring dengan interaksi kita dengan mereka. Bahkan menurut para ahli anak belajar menjalin hubungan sosial melalui hubungannya dengan ibunya. Seorang anak yang sering menerima perlakuan tidak baik, ditolak, dan tidak dihargai oleh ibunya maka akan cenderung juga untuk bersikap tidak hangat dalam menjalin hubungan dekat dengan orang lain kelak di masa dewasanya.

Karenanya sebagai ibu maupun orang tua kita memang perlu menyadari bahwa tatapan mata kita, sentuhan dan bahasa tubuh dan bahasa verbal kita besar pengaruhnya dalam membentuk pribadi anak kita.

Ibu yang baik, tidak mudah memang harus mengasuh anak dengan emosi yang baik sedangkan suasana hati kita cenderung emosional. Dibutuhkan usaha keras dan pengorbanan untuk bisa menahan diri saat kita dalam keadaan stres dan menghadapi perilaku buyung yang memancing amarah.

Jika memang hati sedang tidak menentu maka sebaiknya ibu memang tidak bersikap reaktif kepada anak, tapi berilah jeda waktu untuk diri ibu menenangkan diri atau jika sulit mintalah bantuan kepada keluarga dekat, jika berada dalam satu rumah, untuk merespon sikap anak yang menurut ibu salah.

Selain itu yang terpenting memang ibu perlu mengatasi masalah depresi ibu jika memang sangat mengganggu maka datanglah ke psikiater agar mendapatkan penanganan yang tepat. Kemudian diskusikanlah bersama suami untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga, mungkin salah satu caranya bisa datang ke ahli yang dapat memberikan konseling pernikahan atau terapi keluarga.

Jika ibu memang memiliki gen untuk cenderung depresi maka suami perlu untuk mengetahui hal itu agar dia mengerti bahwa isterinya tidak dapat menerima tekanan terlalu berat. Dan terakhir bu, kuatkanlah hubungan Ibu kepada Allah dengan memperbanyak ibadah demi menjaga ketenangan jiwa. Semoga ibu senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah untuk dapat menjalani kehidupan ibu dan menjadi lebih baik.

Wallahu’alambishshawab.

Wassalammu’alaikum wr, wb.

Rr Anita W.