Sikap terhadap Pengasuh Anak

Bu Anita, menurut ibu bagaimana sikap kita terhadap pengasuh anak yang baik? Apakah kita harus melarang dia untuk mencium anak kita dan sebagainya? Terima kasih atas jawabannya

Assalamualaikum wr. wb.
Pembantu rumah tangga atau pengasuh anak adalah mitra kerja kita dalam rumah tangga. Pada merekalah kita mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah dan urusan mengasuh anak pada saat kita memiliki kegiatan di luar rumah. Tanpa mereka tentu kita akan sangat kerepotan dan tidak mungkin dapat dengan tenang dan leluasa bekerja diluar rumah, Ibaratnya mereka adalah ‘tangan kanan kita’ dalam urusan rumah tangga.

Pada sekelompok orang tertentu umumnya memang diangap sebagai profesi yang rendah, tentu hal ini tidak dapat dibenarkan lantaran kontribusinya yang tidak kecil dalam kelancaran urusan rumah tangga majikannya. Dengan demikian sebaiknya menyikapi keberadaan mereka tentulah sebaiknya dilakukan dengan cara kekeluargaan. Dengan menganggap mereka sebagai bagian dari keluarga kita maka memperlakukan mereka dengan baik dan tidak membeda-bedakannya.

Membatasi diri dengan mereka, saya rasa selama hal tersebut hanyalah persoalan etika tentu dapat dibenarkan dan dipahami. Misalnya tidak boleh sembarangan masuk kamar majikan atau bersikap sopan dan hormat pada majikan. Namun bila harus memisahkan makannya, duduk harus di bawah sampai tidak boleh mencium anak, saya rasa agak berlebihan ya bu, namun pada kultur tententu memang hal tersebut termasuk etika pembantu terhadap majikan.

Jam kerja mereka juga tentunya perlu diperhatikan lho bu, bukankah mereka juga manusia yang perlu waktu istirahat ketika lelah dan memiliki terkadang memiliki rasa enggan. Kuncinya yaitu mempelakukan mereka secara manusiawi dengan pendekatan kekeluargaan, dengan demikian sang pembantu tidak merasa kecil hati karena dibedakan. Karena mereka berasal dari kalangan ekonomi lemah biasanya pendidikan mereka juga tergolong rendah, karenanya tugas kita sebagai majikan untuk mendidik mereka agar lebih cakap dan pintar bekeja di samping juga mengajari mereka cara beretika.

Bagaimanapun perlu diingat bu, pembantu dan majikan sesungguhnya terangkum dalam konteks saling membutuhkan. Majikan membutuhkan bantuan untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga sedangkan pembantu membutuhkan pemasukan financial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karenanya dengan membangun hubungan kemitraan yang baik maka akan saling memberi manfaat antara pembantu rumah tangga dan ibu sebagai majikan.
Walahualam bishawab Wasalamualaikum wr. wb.