Suka Meminjam Mainan Teman, Wajarkah?

Assalamua’alaikum Wr. Wb.

Bu Anita, saya mempunyai anak berusia 2, 5 tahun. Beberapa pekan belakangan ini, setiap bermain di rumah temannya selalu sulit bila diajak pulang. Dan ia baru mau pulang kalau membawa/meminjam salah satu mainan temannya, meskipun mainan tersebut sudah ada dirumah. Padahal dengan segala rayuan sudah saya usahakan.

Kalau saya paksa pulang (dengan memnggendongnya), ia akan meronta sekuat tenaga agar bisa lepas dari gendongan dan memang terjadi. Apakah ini bagian dari perkembangannya atau sebuah kelainan?

Bagaimana cara mengatasinya? Saya memang tidak pernah mencubit atau memukul, tetapi bila saya sudah kesal maka saya akan membentaknya meskipun itu tidak merubah keinginannya untuk tetap meminjam mainan. Mohon masukan dari Ibu.Terimakasih

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Assalammu’alaikum wr. wb.

Bunda Fahmi yang baik,

Nampaknya ibu merasa khawatir dengan perkembangan si kecil yang selalu tertarik dengan mainan teman. Tentu bersikap kritis terhadap perkembangan anak merupakan hal yang baik, agar kita yakin bahwa anak itu tumbuh normal dan sehat baik lahir maupun batin.

Tertarik pada sesuatu kemudian ingin memilikinya merupakan hal yang wajar untuk anak usia 2, 5 tahun. Jika untuk memenuhi keinginannya tersebut ia pun harus menangis dan meronta itupun wajar sebagai ungkapan perasaan kecewa dan kemarahannya.Namun memang perlu diarahkan dan tak perlu selalu diikuti keinginannya jika tak memungkinkan.

Misalnya temannya tidak mau meminjamkan mainannya, maka alihkanlah perhatiannya jika tidak berhasil maka biarkan ia ungkapkan kekecewaannya dalam tangisan Cukup berikan pengertian bahwa itu bukan mainannya dan jika tidak dizinkan maka tak boleh memaksa. Tak perlu membentak bu, jika anak berontak itu adalah luapan emosinya dan akuilah rasa kecewanya. Lama kelamaan anak akan belajar memahami milik orang lain.

Disisi lain sesekali bisa diajak temannya yang bermain dirumah dan biarkan dia merasakan mainannyalah yang dipinjam orang lain. Jika ada mainan kesayangannya yang kemudian tak boleh dipinjamkan maka janganlah memaksanya, hal ini akan mengajarkannya bahwa tidak semua barang bisa dipinjamkan oleh seseorang.

Awalnya mungkin akan terasa sulit memberinya pemahaman namun seiring perkembangan komunikasinya yang semakin baik maka anak akan dapat mengerti. Ini kesempatan emas untuk membantu anak untuk mengerti dan menghargai barang miliknya dan milik orang lain.

Wallahu’alambishshawab. Wassalammu’alaikum wr. wb.

Rr Anita W.