Susahnya Meraih Kepercayaan Suami

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Saya ibu rmh tangga berumur 26 tahun, suami 28 thn, mempunyai seorang putra 3, 5 th dan Insya Allah sedang mengandung anak yang kedua.Ibu……mengapa ya di usia perkawinan kami yang hampir 5 thn ini suami msh blm bs percaya sm saya.memang saya pernah melakukan kesalahan yaitu menjalin komunikasi lagi dengan mantan pacar sy.

Pada saat itu memang saya sdg ada masalah dengan suami, tetapi kemudian sy sadar bahwa apayangsaya lakukan itu salah.dan saya merasa bersalah dng suami, walopunyangsaya lakukan cm menerima telp dr dia.sy minta maaf dan bilang jujur tentang hal ini ke suami.dan suami sgt marah ketika mengetahuinya.Sampai saat ini terkadang suami msh terus mengungkit-mengungkit tentang itu hingga sy terkadang menyesali keputusan sy berterus terang.

Ibu….suami sy sgt cemburuan.Suami tidak suka saya sms atau menerima telp dari teman kantor lelaki sy terlebih teman lelaki saya B.akhirnya agar tidak terjadi pertengkaran dengan suami sy selalu menghapus sms atau telp yang datang dari B, dan nama B di Phone book sy simpan dengan nama perempuan.Tapi itu jadi bumerang bagi saya, suatu saat sy ketahuan menerima telp dan sms dr B.suami menuduh saya ada apa-apa dengan dia sampai sy disuruh bersumpah di hadapan alQuran.Padahal Bu……….Demi Allah sy tidak ada hubungan apapun dengan B.

Suami saya marah-marah sama saya bu………dia jg marah-marah dengan B.Pdhl B tidak tau ttg phonebook yang diganti atau tentang sms yang selalu sy hapus.saya jadi malu dan merasa bersalah dengan B karena saya dia jadi ada mslh dengan suami saya.

Perlu ibu ketahui, saya pegawai dengan gaji lumayan sedang suami saat ini msh menganggur.Selama ini saya yang menjadi tulang punggung keluarga.Demi Allah saya ikhlas menjalaninya bu, mungkin Allah memberikan rejeki keluarga lewat saya.Tapi saya menjadi sakit hati bila suami selalu menuduh saya yang tidak-tidak.

Selama ini saya selalu mencoba menerima kekurangan suami.Tetapi saya sgt sakit hati dengan tuduhan suami.Padahal bu…….kalau saya memang mau berpisah dengan dia sudah pasti saya lakukan dari dulu.Tapi saya msh ingin menjalani rumah tangga yang sudah saya bina ini.

Usia kehamilan saya baru 5 minggu bu, tapi saat ini suami sedang murka dengan saya bahkan bisa dibilang suami menuduh saya hamil bukan dengan dia. Saya sedih sekali bu…….

Maaf kalau surat saya terlalu panjang. Saya bingung mau cerita dengan siapa.Saya cuma pengin mencurahkan isi hati saya.Kadang saya putus asa menghadapi suami.Saya akui saya yang salah.Tapi saya tidak rela dituduh sekeji itu oleh suami.

Bagaimana harusnya saya menghadapi suami bu?

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh

Ibu AW yang disayang Allah, tak nyaman ya Bu, berada dalam posisi ibu. Keinginan untuk jujur dan terbuka terhadap suami justru ditanggapi lain olehnya. Padahal kedua hal itu adalah pilar penting untuk keharmonisan keluarga.

Ibu Aw yang shalihah, apa yang ibu alami, seperti kata pepatah, sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya. Trust atau kepercayaan adalah hal yang mahal. Sekali ada bukti orang menghilangkan kepercayaan maka memperbaikinya lebih sulit lagi. Peristiwa ketika ibu menerima telepon dari mantan pacar ibu di saat ibu sedang bermasalah dengan suami, telah melunturkan kepercayaan suami.

Yang penting kini Anda sudah menyesal dan tak kan mengulangi kan, meski ternyata suami ibu belum merasa cukup dengan janji itu dan masih mencari-cari kesalahan ibu. Ibu mesti bekerja keras untuk membangun kembali kepercayaan suami. Memang Bu, usaha ini tak mudah, tapi yakinilah, selalu ada pahala dari setiap usaha yang ibu lakukan untuk kebaikan. Percayalah sepenuhnya kepada Allah dan ketahuilah apapun Anda, Anda tidak bisa menjadi wanita yang sempurna tanpa cacat dan cela, tetapi Anda bisa berusaha untuk menjadi lebih baik dengan senantiasa mencari ridho Allah.

Syariat menganjurkan saling mempercayai dan menjauhi buruk sangka antara suami isteri. Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Apabila salah seorang dari kamu bepergian, maka janganlah ia datang kepada keluarganya pada malam hari” dan Muslim menambahkan, ”Mengira mereka berkhianat atau mencari-cari kesalahan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Abu Said Al-Khudri ra berkata, ”Di dalam rumah ini terdapat seorang anak muda yang baru sajamenjadi pengantin.Lalu kami bersama Rasulullah saw ke Khandaq. Maka anak muda itu meminta izin kepada Rasulullah saw pada tengah hari untuk pulang kepada isterinya. Lalu beliau bersabda,

”Ambillah senjatamu karena aku mengkhuatirkan keselamatanmu dari suku Quraizhah.” Lalu lelaki itu mengambil senjatanya dan pulang ke rumah, tiba-tiba isterinya sudah berdiri di depan rumah. Maka timbullah keinginannya untuk menusuk isterinya dengan lembing dan timbullah kecemburuan dalam hatinya. Kemudian isterinya berkata kepadanya, ”Tahanlah lembingmu dan masuklah ke dalam rumah sehingga engkau mengetahui apa yang menyebabkan diriku keluar rumah.” Lalu dia masuk rumah, tiba-tiba di sana terdapat seekor ular besar yang melingkar di atas ranjang, kemudian dia membunuhnya dengan lembingnya…”(HR Muslim)

Itulah Bu, hikmah dari berbaik sangka kepada pasangan, tidak akan menimbulkan kerugian yang lebih besar. Ibu, melihat latar belakang kondisi suami ibu yang tidak bekerja, memang kondisi ini sangat dimungkinkan Bu. Tentu saja sesungguhnya ia ”stress” karena tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami yang tidak memberi nafkah kepada isterinya. Kondisi ini membuatnya tak nyaman dan minder.

Untuk menutupinya, ia ingin menunjukkan kekuasaannya dengan mencari-cari kesalahan ibu. Ibu tak perlu menanggapinya, Bu.Tetaplah hadapi kondisi ini dengan tenang, lapang dada dan penuh kesabaran.Tak usah ibu tanggapi terlalu berlebihan. Lama kelamaan ia akan tahu kebenaran yang berasal dari ibu. Terkadang untuk membuktikan kebenaran memang harus melalui rasa pahit Bu, tetapi tak apa. Tetaplah istiqomah melayaninya, berbakti kepadanya dalam kondisi yang tidak bermaksiyat, tidak membantah kata-katanya meski ibu menginginkannya, datanglah saat ia menghendaki ibu.

Semoga semua upaya kelembutan yang ibu jalani, do’a tulus Ibu di keheningan malam…membuatnya terbuka mata: bahwa ibu adalah yang terbaik yang dipilihkan Allah untuknya. Jangan menyerah ya Bu, ridho Allah ada pada kebaikan yang Anda lakukan.

Kata-kata bijak menginspirasi kita:
Apa yang berasal dari nafsu akan musnah
apa yang berasal dari hati-hati yang bersih akan kembali ke dalam Keabadian.

What comes out of ego will vanish
what comes out of pure hearts will return to Eternity.

Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Urba