Umur Nikah

Kasus 1:

Assalamu’alaikum wr wb..
Saya dalam proses ta’aruf dengan seorang ikhwan. Beliau berada di luar negeri dalam rangka tugas kerja. Perbedaan usia kami cukup jauh.Saya lebih tua 10 tahun dari calon suami. Saya berumur 32 th dan calon suami 22 th. Usia yang sangat muda ibu….namun kami dipertemukan Allah…sungguh luar biasa….saya takjub dengan kuasa Allah.

Sekarang saya sangat bingung, apakah saya harus menerimanya dengan perbedaan usia suami yang masih muda, sedangkan setelah menikah nanti saya akan ditinggal kembali selama 1 tahun karena belum habis masa kontrak kerja beliau.

Saya tahu bahwa Allah punya kuasa atas segala sesuatu. Namun masih ada rasa kekhawatiran apakahsaya bisa melampaui ujian ini. Calon suami merupakan tipe ikhwan yang penuh tantangan dan cukup berhasil, buktinya dengan usianya yang masih muda, beliau sudah bisa memimpin dan bekerja di luar, makanya banyak orang yang tidak percaya tentang usianya setelah tahu usia beliau.

Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan, mohon masukan dari ibu:
1. Bagaimana pAndangan menurut Islam dengan pernikahan beda usia wanita yang cukup jauh terhadap pria?
2. Umur berapa pria sudah layak menikah menurut pAndangan Islam?
3. Adakah dampak psikologis terhadap pernikahan ini? Mohon penjelasannya.
4. Apa dampak psikologis bagi wanita dan pria yang setelah menikah ditinggal cukup lama oleh suaminya untuk bekerja?

Saya sangat menunggu jawaban dari ibu. Mohon maaf bila ada kesalahan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Muslimah

Kasus 2:

Assalamu’alaikum w.w

Saya mau tnya, apa boleh laki-laki nikah umur 22 th dan pacar saya lbh tua dr saya 1thn?

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh

Saudari Muslimah & Toni yang dirahmati Allah,

Subhanallah, rasa syukur yang tak berhingga atas semua ni’mat lahir-batin khususnya ni’mat iman pada kita yang tetap lurus di balik ujian-ujian hidup ini. Khusus kepada saudari Muslimah..ternyata Kesabaran saudari menanti pilihan Allahterhadap datangnya seorang jodoh, telah dikabulkan-Nya dan insya Allah akan berbuah manis. Tetaplah menatap ke depan. Semoga Allah senantiasa memberi berkah dan kemudahan menjalani ibadah pernikahan ini dan jangan sekali-kali keraguan yang datangnya dari dalam diri membuat Anda terganggu.

1. jawaban ini sekaligus untuk saudara Toni.

Rasulullah saw sendiri mencontohkan, isteri pertama beliau bunda Khadijah ra lebih tua 15 tahun dibanding beliau. Rasulullah berusia 25 tahun, sedang bunda Khadijah, seutama-utama wanita di surga, berusia 40 tahun. Lihatlah episode ketika Rasulullah SAW diberi wahyu untuk pertama kalinya di gua Hiro. Bunda khadijahlah yang memeluknya, membimbing, memberi kekuatan dan penghiburan, di saat Rasul penuh ketakutan dan kekhawatiran. Juga meyakinkankan rasul dengan mempertemukannya dengan pendeta Bukhairo yang tahu tentang kedatangan Rasul baru.

Kedewasaan bunda Khadijah sangat diperlukan dalam episode perjalanan hidup Rasulullah. Yakinlah saudari Muslimah, akan banyak hikmah yang dapat Anda ambil nantinya, dari pilihan Allah yang telah Anda terima. Sesungguhnya, kedewasaan masing-masing diri dalam menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya, akan sangat menentukan kesuksesan rumah tangga dibanding usia biologis. Banyak bersabar dalam beradaptasi dan mempelajari selera pasangan dan memenuhinya juga faktor yang penting dalam mengayuh biduk rumah tangga.

2. tidak ada batasan usia dan ketentuan khusus mengenai usia dalam pernikahan. Syarat umum seorang mempelai adalah: Islam, baligh, berakal. Hal ini lebih banyak diserahkan kepada adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Rasulullah saw sendiri menginginkan usia muda dalam menempuh pernikahan. Salah seorang sahabat beliau Usamah bin Zaid dinikahkannya ketika usianya 16 tahun. Bahkan saat menjelang Rasulullah wafat, Usamah diangkat menjadi panglima pasukan perang membawahi sahabat-sahabat senior seperti Abu Bakar.

3. Dampak psikologisnya bisa diminimalisir sesedikit mungkin bila prinsip-prinsip dalam pernikahan barokah Anda praktekkan. Saling terbuka dalam komunikasi, saling percaya karena jarak yang jauh dan tidak memungkinkan sering bertemu, saling doa dan saling aktif menumbuhkan cinta, adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Masih banyak hal yang lain lagi.

4. Hal ini sangat kasuistik dan tergantung masing-masing pribadi dan iman akan menjadi benteng yang ampuh….! Perasaan seperti rindu terhadap pasangan adalah manusiawi. Kalau Anda dan suami siap dengan kondisi itu, gangguan apapun insya Allah tak menjadi masalah berarti. Kesetiaan masing-masing akan diuji dalam kasus ini.

Tetapi bila memungkinkan, memang sebaiknya Anda tinggal bersama suami. Apalagi Anda pengantin baru, butuh banyak kenal dan adaptasi. Sebaiknya Anda musyawarahkan kemungkinan-kemungkinan ini dengan calon suami nanti ya? Semoga Allah memberi kekuatan dan kemudahan…!

Wallahu a’lam bish-shawab

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Bu Urba