Prajurit Muslim Majapahit

Sedangkan menurut catatan indonesianis asal Monash University- Australia, MC. Ricklefs dalam “Sejarah Indonesia Modern 1200-2004” (h.30-31) disebutkan jika batu nisan Trowulan terdapat angka pahatan 1368. ”Batu nisan ini berhias ayat-ayat Qur’an… Batu-batu Jawa Timur itu mengesankan bahwa beberapa elit Jawa telah memeluk Islam pada saat kerajaan Majapahit yang beragama Hindu-Budha itu sedang jaya-jayanya.” Ricklefs juga menulis, “…sudah ada bangsawan-bangsawan yang beragama Islam di istana Majapahit pada abad XIV” (h.37). Kerajaan Majapahit berdiri pada tanggal 10 November 1293 saat Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama dengan nama resmi Prabu Kertarajasa Jayawardhana.

Ronggolawe sendiri adalah orang yang sangat berjasa di dalam berdirinya Majapahit. Namun oleh pembesar Majapahit, akibat fitnah yang dilancarkan Mahapatih Halayudha, Ronggolawe yang sangat menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan—sebab itu dia menolak pengangkatan Nambi yang dianggapnya tidak lebih berjasa ketimbang beberapa rekannya sebagai salah satu pembesar kerajaan, dianggap sebagai pemberontak dan diperangi.

Tuban sejak sebelum Majapahit berdiri merupakan kota pelabuhan di mana semua pedagang dari berbagai negara dan agama bertemu. Islam telah bersinar di Tuban sejak lama. Sebab itu jika dikatakan adakah orang-orang Islam yang menjadi pengikut Ronggolawe, maka hal itu bukan kemustahilan. Apalagi di masyarakat Tuban telah lama tertanam adanya kisah tentang Brandal Lokajaya yang kemudian menjadi Sunan Kalijaga, salah seorang penyebar Islam di Tanah Jawa.

Dan adakah orang-orang Islam yang menjadi anggota pasukan kerajaan Majapahit? Ini juga bukan kemustahilan mengingat sejarawan Ricklefs berkeyakinan jika sebagian pembesar dan bangsawan Majapahit telah memeluk Islam ketika Majapahit masih berdiri.

Sejarah Islam di negeri ini memang sangat besar dan gemilang. Sayangnya, arus reformasi sepertinya tidak perduli dengan semua ini. Menjadi tugas kita semualah untuk mengungkap dan meluruskan sejarah ini agar anak cucu kita bisa bangga menjadi Muslim Indonesia. Wallahu alam bishawab. (RZ)

Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.