Sumber Tahunya Mengenai Produk Boikot

assalamualaikum

begini, beberapa waktu yang lalu, saya mendapat informasi tentang produk-produk apa saja yang di boikot. yang ingin saya tanyakan adalah: bagaimana kita bisa mengetahui produk mana saja yang menyumbangkan sebagian labanya untuk mendanai perang? dari intelejen islamkah? atau dari mana?

saya menanyakan hal ini karena saya mendapatkan pertanyaan ini dari orang lain saat menyampaikan informasi tentang produk mana saja yang harus di boikot.

harap bisa dijawab apa yang saya tanyakan.

jazakillah khairan katsir.

wassalamaualaikum

Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh,

Saudari AG yang dirahmati Allah Swt. Jika saja Saudari sudah membaca buku saya yang berjudul “Ketika Rupiah Jadi Peluru Zionis” (Pustaka Alkautsar, 2006) atau “Boikot Produk Pro Israel!, Melawan Zionis Dari Rumah Kita” (Pustaka Alkautsar, 2009), atau bisa pula dengan mengklik situs berbahasa Inggris  www.inminds.co.uk, maka segala pertanyaan yang diajukan oleh siapa pun tentang relevansi gerakan boikot produk pro Zionis-Israel akan bisa Saudari jawab dengan sangat mudah.

Dan disini saya hanya akan menjawab secara garis besarnya saja pertanyaan tersebut. “Bagaimana kita bisa mengetahui produk mana saja (mungkin lebih tepatnya perusahaan mana saja) yang menyumbangkan sebagain labanya untuk mendukung eksistensi Zionis Israel dan sekutu-sekutunya?”

Pertama, gerakan ini bisa dikatakan digiatkan lagi dengan adanya fatwa ulama internasional Dr. Yusuf Qaradhawy (November 2000) yang diserukan selepas Jum’atan di Masjid Umar bin Khattab, Qatar, yang berbunyi.

“Tiap-tiap riyal, dirham, dan sebagainya, yang digunakan untuk membeli produk dan barang Israel atau Amerika, dengan cepat akan menjelma menjadi peluru-peluru yang merobek dan membunuhi pemuda dan bocah-bocah Palestina. Sebab itu, diharamkan bagi umat Islam membeli barang-barang atau produk musuh-musuh Islam tersebut. Membeli barang atau produk mereka, berarti ikut serta mendukung kekejaman tirani, penjajahan, dan pembunuhan yang dilakukan mereka terhadap umat Islam di belahan dunia lainnya…”

Cara mengetahui apakah sebuah perusahaan itu sungguh-sungguh bekerja sebagai donatur Zionis atau tidak, ada beberapa cara. Salah satunya dengan membaca dan menelusuri pernyataan pers atau berita-berita yang berasal dari media-media Barat, atau bahkan media terbitan Zionis-Israel sendiri.

Misal dalam kasus resto junkfood (makanan sampah, demikian orang Amerika sendiri menyebutnya) McDonald’s, perusahaan multinasional ini diketahui telah melebarkan sayap di lebih dari 121 negara dengan jumlah armada restorannya lebih dari 30.000 buah. McD ternyata juga rekanan dari Jewish United Fund. Ini diperoleh dari situs resmi Jewish United Fund sendiri (www. juf.org/cent/partners.asp).

Dan CEO (Chief Executive Officer) McDonald’s, Jack M. Greenberg, ternyata juga menjabat sebagai direktur kehormatan American-Israel Chamber of Commerce and Industry—Kadinnya Amerika—yang berlokasi di Chicago. Ini pun di dapat dari situs McD sendiri (www.mcdonalds.com/corporate/info/exec_bios/greenberg/index.html)

Lalu, Coca-Cola Group yang berpusat di Atlanta-AS. Situs resmi pemerintah Zionis-Israel (www.israel-mfa.gov.il/mfa/go.asp?MFAH00u10) memuat berita: “Tahun 1966, Coca-Cola menanam investasi dengan mendirikan sebuah pabrik Coca-Cola di Israel dengan mengabaikan kecaman negara-negara Arab di sekitarnya. Dalam pendirian pabriknya itu, Coca-Cola menyelenggarakan enam buah acara, di mana dalam salah satu kegiatannya, wakil Coca-Cola menyatakan, “Kami akan tetap membuka pabrik di Israel, walau mendapat tentangan keras dari negara-negara Arab.”  

Lalu, “Tanggal 29 Mei 1997, dalam acara jamuan makan malam yang diselenggarakan Kamar Dagang Israel di markas besar Coca-Cola di Atlanta AS, Coca-Cola mendapat penghargaan dari pemerintah Israel atas jasa-jasanya memperkuat perekonomian negeri zionis itu selama 30 tahun terus-menerus. Penghargaan serupa juga dianugerahkan kepada pengusaha Roberto Goizueta, pengusaha Coca-Cola yang telah bekerja di perusahaan itu sejak tahun 1954” (sumber: The Southern Shofar, harian Yahudi terbitan Alabama, AS (www.bham.net/shofar/1997/0697/nbriefs.html).

Perusahaan Danone yang berpusat di Perancis dan di Indonesia bergerak di bidang makanan dan minuman (termasuk air minum dalam kemasan ternama), diketahui juga rekanan Zionis-Israel. Lihat berita:  

“Danone Institut, sebuah bagian riset dan pengembangan usaha telah didirikan di Israel sejak Juli 1998” (sumber: Danone Institute in Israel, www.danone-institute.org.il/danone/WhoEng/Default.asp?Flag=1)

Lalu, Johnson & Jhonson yang bergerak di bidang produk perawatan ibu dan bayi, juga rekanan Zionis-Israel. Johnson & Johnson diketahui membeli perusahaan Israel bernama Biosense senilai 400 juta dollar AS (sumber: Israeli Embassy List of United States Companies with Investments in Israel (www.israelemb.org/economic/uscompanies.htm). Johnson & Johnson membuka kantor cabang di dekat Shfayim. Mengambil-alih Biosense, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan dekat Haifa dengan nilai mendekati 400 juta dollar AS. J&J juga menanamkan investasinya pada Polaris & Omega di Israel.

Data-data di atas hanyalah sebagian kecil dari data-data valid yang diperoleh gerakan boikot produk pro Zionis dunia. Yang patut kita ketahui, gerakan boikot produk Zionis Israel bukan hanya diikuti oleh umat Islam dunia, tapi juga umat dari agama-agama lainnya. Bahkan aksi demonstrasi terbesar yang pernah diselenggarakan untuk mensukseskan gerakan boikot produk Zionis-Israel bukan terjadi di negeri-negeri Muslim, tapi meletus di Washington dan London. Aksi demo yang dilakukan Muslim Indonesia belum ada apa-apanya dibandingkan aksi demo aktivis kemanusiaan yang terdiri dari lintas agama dan gerakan di kedua metropolitan tersebut.

Mungkin demikian dulu jawaban dari saya. Untuk bisa memperoleh informasi yang lebih lengkap, silakan baca kedua buku saya tersebut di atas atau klik saja situs www.inminds.co.uk yang sarat dengan data dan fakta. Semoga informasi ini bisa disebar-luaskan. Amin.

Wallahu’alam bishawab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.