Akademis Jatuh gara-gara Cinta

Assalamualaikum.Wr.Wb…

Afwan pak Ustadz,,,saya Seorang Mahasiswi berumur 20 tahun.  Sejak SMA saya selalu berusaha untuk tidak kuliah di tempat yang di dominasi oleh ikhwan. Namun, Allah berkata lain. Dia mentakdirkan saya masuk ke sebuah fakultas yang di dominasi oleh ikhwan. Sejak awal saya memang sudah takut mngotori hati ini.

Walhasil, sampailah saya pada UTS yang berlangsung selama 2 minggu. Minggu pertama UTS ada seorang akhwat datang ke saya dan mengatakan bahwa kawannya menyukai saya. Seketika itu hati saya terpukul karena telah mengotori hati Mahluk Allah itu. akhirnya saya pun tidak fokus ujian minggu selanjutnya. Selanjutnya tanpa saya sadari saya pun jatuh hati padanya. Lelaki itu pernah megirimkan kata2 dimana dia menginginkan seorang wanita cerdas yang akan selalu bersamanya. 

Akhirnya saya terus memikirkannya sampai UAS wal hasil akademis saya hancur dan beasiswa saya terancam dicabut..

Bagaimana pa Ustadz, Apakah yang harus saya lakukan.. Rasa ini tidak boleh diberikan pada orang yang bukan Mahramnya…Aku ingin mencintai Allah seutuhnya,,Aku ini Kader Dakwah… Tak sepantasnya seperti itu..Jazakallah atas jawabannya..

Wa’alaikum salam wr.wb.
Ananda Ukhti yang dicintai Allah SWT, saya turut memberikan apresiasi kepada Ananda yang berprestasi (karena mendapatkan beasisiwa) dan berusaha untuk menjaga hati agar tidak dikotori oleh ‘virus-virus’ cinta. Namun saat ini Ananda jatuh hati dengan seorang laki-laki sampai tidak konsentrasi untuk belajar dan menempuh Ujian Tengah Semester (UTS).
Ananda yang dikasihi Allah SWT, usia seperti Ananda (20 tahun) memang mudah sekali diguncang oleh perasaan cinta. Hal itu karena pada usia tersebut seseorang sedang mencari jati dirinya. Ia berada di persimpangan jalan tentang pilihan-pilihan hidupnya, sehingga membutuhkan bimbingan dan perhatian dari orang lain. Nah..ketika ada orang yang memberikan perhatian khusus, kita merasa tersanjung dan dapat berbalik untuk memberikan perhatian juga kepada orang tersebut. Dan jika perasaan ini diiringi oleh kecocokan rasa (bahasa kerennya : sex appeal), maka akan muncullah perasaan cinta itu.
Oleh karena itu, solusinya adalah ‘saingi’ rasa cinta/senang kepada lelaki itu dengan cinta kepada Allah SWT. Perkuat rasa cinta Anda kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah dan merenungi tanda-tanda kekuasaan-Nya. Misalnya dengan banyak membaca buku-buku tentang kehebatan-Nya di alam semesta ini. Banyak-banyaklah berdoa, minta kepada Sang Kekasih agar hati Ananda tidak berpindah ke lain hati selain hanya mencintai-Nya. Kalau cinta Ananda kepada Allah kuat niscaya hati Anda tidak akan terisi oleh cinta kepada makhluq-Nya (termasuk kepada lelaki tersebut). Orang yang mencintai lawan jenis secara berlebihan biasanya karena hatinya kosong dari cinta kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah, kekasih Anda, akan cemburu dan marah jika kita bercinta tanpa izin-Nya. Dan izin Allah SWT untuk bercinta kepada lawan jenis hanya datang ketika kita sudah menikah (cinta ba’da nikah). Itulah cinta yang diridhoinya. Selain itu adalah cinta terlarang yang perlu dijauhi sebisa mungkin.
Ananda juga harus menahan diri untuk tidak mudah tersanjung dengan perhatian (baik melalui kata-kata, tatapan mata, sms/telpon romantis) dari lelaki. Jangan terpesona dengan suara atau penampilan (wajah)nya. Allah memerintahkan kita untuk lebih menilai seseorang dari hati dan amalannya, bukan dari penampilannya. “Dan apabila engkau melihat mereka (orang munafik), tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau (terpesona) dengan tutur katanya” (QS. 63 : 4). Perbanyaklah istighfar ketika berpapasan dengan lelaki tersebut di kampus dan jauhi dia agar ia juga paham bahwa Ananda menampik isyarat suka/cintanya. Jika lelaki itu sholih, niscaya ia akan paham isyarat penolakan Ananda. Jika lelaki itu shoilih, niscaya Ia juga akan paham bahwa cara mencintainya adalah salah dan tidak disenangi Allah SWT.
Lalu sibukkan diri Ananda dengan aktivitas kuliah, tarbiyah dan da’wah, termasuk dengan cara mengikuti organisasi-organisasi kampus agar bisa melupakan lelaki tersebut. Ananda sebaiknya lebih fokus untuk mengembangkan diri, mengejar cita-cita Ananda untuk menjadi perempuan sholihat yang cerdas.
Semoga masukan ini bermanfaat.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan