Assalamualaikum

Ustadz akhir-akhir ini saya sering merasa bingung dengan istilah dewasa. apakah dewasa hanya berarti mampu mempertanggungjawabkan semua perbuatannya? Bagaimana cara mengukur tingkat kedewasaan seseorang?

Karena akhir-akhir ini saya sering merasa bosan dengan kehidupan sehari-sehari saya yang hanya berisi dengan kerja-pulang-tidur-kerja, walaupun saya sebenernya sangat mencintai pekerjaan saya dan saya juga mempunyai beberapa target yang hendak saya capai. namun entah kenapa setiap saya pulang saya merasa tidak tau apa yang harus saya lakukan dan hal ini membuat saya cepat bosan dan saya takut akan mempengaruhi kinerja saya dalam bekerja. apakah ada beberapa aktivitas kecil yang dapat saya lakukan untuk mengisinya? Sebelumnya terima kasih

Wassalam

Ananda Nugroho yang dicintai Allah SWT, kedewasaan (adult) dapat dilihat dari dua sisi, biologis dan psikologis. Secara biologis, umumnya para ahli berpendapat jika seseorang telah berumur 17-18 tahun maka ia sudah dewasa.

Tapi ada juga yang mengatakan jika sudah berumur 21 tahun baru seseorang itu dewasa. Kalau dalam Islam, kedewasaan itu ditandai dengan akil baligh (mimpi basah pertama kali bagi lelaki dan haid pertama bagi perempuan). Namun jika ukuran kedewasaan diukur dari psikologis (kepribadian) maka patokannya bukan umur tapi kematangan sikap dan perilaku yang biasanya dtandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berani bertanggung jawab (tidak pengecut) terhadap apa yang telah dilakukannya;

2. Mengetahui nilai-nilai yang benar dan salah dalam lingkungannya dan berusaha untuk tidak melakukan yang salah;
3. Mampu menghargai orang lain dan peduli dengan apa yang dilakukan orang di sekitarnya;

4. Mengetahui buat apa ia hidup di dunia dan apa yang prioritas dia lakukan di dunia ini;
5. Mampu menghadapi kesulitan dan cobaan hidup dengan sabar dan tidak lari dari kenyataan tersebut;

6. Mau belajar dari dari orang lain dan mau belajar dari kesalahan yang dilakukannya untuk tidak mengulanginya di lain kali.

Ananda juga mengatakan bahwa akhir-akhir ini sering merasa bosan karena kehidupan sehari-hari yang monoton (kerja-pulang-tidur-kerja). Wajar saja kalau kehidupan monoton menyebabkan kebosanan dan hal ini bisa dialami oleh siapa saja (orang dewasa maupun yang belum dewasa/anak-anak). Namun orang yang dewasa secara kepribadian biasanya lebih tahu bagaimana cara menghilangkan kebosanannya.

Prinsipnya adalah dengan melakukan berbagai variasi kegiatan atau dengan mencari makna baru dari kegiatan yang monoton. Misalnya, ananda bisa mengikuti kegiatan perkumpulan agama (seperti remaja masjid), perkumpulan olahraga atau perkumpulan berdasarkan hobi ananda.

Cari kegiatan yang tidak terlalu menyita waktu, tapi bisa berkesan dan menyegarkan pikiran/perasaan ananda. Bisa juga untuk menghilangkan kebosanan dengan sesekali merubah rute perjalanan pergi atau pulang kantor sehingga mendapatkan pengalaman yang baru. Atau dengan sesekali singgah ke tempat-tempat yang bermanfaat (mendengarkan ceramah di sebuah masjid, menghadiri pameran, ke toko buku, silaturahmi ke teman lama ananda, dan lain-lain).

Lebih baik lagi jika variasi kegiatan diiringi dengan pencarian makna baru dari kegiatan rutin ananda. Misalnya, jika selama ini bekerja hanya untuk mendapatkan gaji diubah dengan makna baru bahwa bekerja itu untuk ibadah, untuk belajar, untuk menambah pengalaman, untuk menjadi orang yang memberi manfaat bagi orang lain, dan lain-lain. Jadi sebenarnya banyak cara untuk menghindari kebosanan dalam hidup ini asal kita kreatif mengatasi kebosanan tersebut.
Semoga apa yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat bagi ananda dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada ananda untuk hidup lebih bersemangat dan lebih produktif lagi di hari-hari mendatang..amiin ya robbal alamin.