Assalamualaikum Wr, wb.

Bagaimana menurut pandangan Bapak, orang yang pake jilbab tapi baju atau celananya ketat?

Wassalam

Saudaraku Sapril yang dicintai Allah SWT, orang yang pakai jilbab tetapi memakai baju atau celana yang ketat pada hakekatnya ia belum memakai jilbab. Ia baru belajar memakai jilbab. Kriteria jilbab menurut Islam ada lima, yaitu : menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, memakai kerudung sampai menutup dada, tidak membentuk tubuh (ketat), tidak menerawang (tembus pandang), dan tidak berhias secara mencolok. Beberapa dalil yang bisa disebutkan disini adalah :
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. 33 : 59).
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. 24 : 31).
“Bahwa Asma Binti Abi Bakar masuk ke rumah Rasul dengan mengenakan pakaian tipis, maka Rasululloh berkata : “Wahai Asma, sesungguhnya wanita yang telah haid ( baligh ) tidak diperkenankan untuk dilihat dari padanya, kecuali ini dan ini, dengan mengisyaratkan wajah dan telapak tangan” ( HR . Abu Daud ).
“Rasulullah Saw. Memberiku baju Qubthiyyah yang tebal ( biasanya Qubthiyyah Itu tipis ) yang merupakan baju yang dihadiahkan Al-kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku : “ Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qubthiyyah ? Aku menjawab : Aku pakaikan baju itu pada istriku “ Nabi Saw Menjawab : “ Perintahkan ia agar mengenakan baju di balik qubthiyyah itu, karena aku khawatir baju itu masih menggambarkan bentuk tulangnya” ( HR. Baihaqi, Ahmad, Abu daud)
“Wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang selalu maksiat dan menarik orang untuk berbuat maksiat, rambutnya sebesar punuk unta mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan yang amat panjang” ( HR. Muslim )
Lalu bagaimana sikap kita terhadap wanita yang sedang belajar memakai jilbab karena pakaiannya masih ketat atau belum memenuhi kriteria jilbab yang benar? Sikap kita adalah menasehatinya agar ia lebih sempurna memakai jilbab. Namun jangan mencemooh atau mencelanya, misalnya dengan mengatakan, “Daripada pakai jilbab begitu, lebih baik kamu nggak usah pakai jilbab!”. Menurut saya, lebih baik seseorang memakai jilbab walau belum sempurna daripada sama sekali tidak memakai jilbab. Orang yang memakai jilbab walau belum sempurna berarti telah terbuka hatinya untuk taat kepada Allah. Tugas kita adalah mendukung dan membimbingnya agar lebih sempurna memakai jilbab.
Demikian jawaban dari saya. Semoga bermanfaat.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan