Memperbaiki Kehidupan

Assalammualikum Wr, Wb.

Pak ustadz Saya saat ini sangat bingung dan sangat mengharapkan bimbingan dari pak Ustadz.
Saya umur 35 tahun dengan satu isteri dan 2 orang putra putri, kami telah 5 tahun menikah.
Saya bekerja diluar kota, anak dan isteri saya tinggal di kota lain dengan mertua sehingga saya pulang atau bertemu anak dan isteri saya seminggu sekali.
Sekarang saya sudah 7 tahun bekerja disuatu perusahaan swasta. 4 tahun lalu di tempat saya bekerja saya dekat dengan seorang wanita teman kerja (sebut saja X) dan ternyata X menaruh hati pada saya. X single pada waktu itu dan X mengetahu status saya tetapi X sangat mencintai saya sehingga akhirnya luluh juga pertahanan saya.
Singkat cerita 2. tahun lalu dia menikah tetapi satu bulan sebelum dia menikah kami melakukan zina sehingga setelah usia pernikahannya 3 minggu dia positif hamil 6 minggu dan kami yakin bahwa janin itu adalah hasil perzinahan kami (tidak ada orang lain yang tau sampai sekarang ).Singkat cerita dia telah melahirkan dan sekarang usia anak itu (sebut saja Y) 2 tahun. Dan sampai saat ini kami masih bekerja di tempat yang sama. Saat ini kami sama – sama menyadari akibat dari perbuatan kami tersebut, kami berdua sama – sama ingin bertaubat, tetapi kami bingung bagaimana caranya dan bagaimana dengan Y.
X masih mencintai saya dan masih mengharapkan dapat berumah tangga dengan saya tetapi statusnya sekarang dia sudah bersuami (suami dan keluarganya taat beragama ) dan X tidak ingin menyakiti suami dan keluarganya demikian juga dengan saya, saya memiliki isteri dan 2 orang anak dan saya sangat mencintai anak dan isteri saya, saya tidak ingin meninggalkan mereka tetapi saya juga mencintai X dan Y.
Pak Ustadz tolong bimbing kami, kami sangat ingin bertobat tetapi permasalahannya seperti tersebut di atas.
Wassalammualaikum WR, Wb.

NP

Wa’alaikum salam wr. wb.
Saudaraku Nusra Putra yang disayangi Allah SWT, saya turut prihatin membaca kisah cinta Anda. Semoga keinginan Anda bertaubat dari masalah ini diterima Allah SWT dan digantikan dengan berbagai nikmat-Nya yang tak terhingga.
Saudaraku Nusra Putra, hidup harus menatap ke depan. Masa lalu menjadi pelajaran. Yang buruk tidak boleh diulang di masa depan. Kalau saya cermati permasalahan Anda, sebenarnya masalah Anda sudah selesai. Yang terjadi adalah bagaimana menata perasaan terhadap peristiwa-perustiwa di masa lalu. Sekarang Anda sudah menikah dan mencintai anak dan isteri Anda. Wanita yang Anda cintai juga sudah menikah, dan ia juga tidak ingin berpisah dengan suami yang mencintainya. Solusinya adalah jangan terjebak dengan perasaan cinta yang masih subur dalam diri Anda dan diri wanita tersebut. Cinta adalah bahasa perasaan yang harus dikendalikan oleh akal sehat. Memperturuti rasa cinta memang enak dan menyenangkan, tapi cinta yang tak terarah ibarat racun rasa madu. Membuai tapi menghancurkan.
Oleh karena itu, cinta Anda kepada si wanita harus dipadamkan. Begitu pun wanita tersebut harus memadamkan cintanya kepada Anda. Jangan tergoda untuk bermain cinta di atas penderitaan orang lain. Jika Anda terus berkomunikasi dengan wanita tersebut atas nama cinta berarti Anda bersenang-senang di atas penderitaan isteri dan anak-anak Anda. Begitu pun jiwa wanita tersebut terus menerus menghubungi Anda atas nama cinta, ia juga melakukan hal yang sama. Bersenang-senang di atas penderitaan/sakit hati suaminya.
Lalu bagaimana cara memadamkan cinta yang masih membara dalam hati Anda? Cara yang paling efektif adalah mengalihkan rasa cinta Anda kepada Allah SWT. Perbanyak ibadah dan renungan tentang kemahabesaran Allah SWT, niscaya Anda akan merasa cinta Anda kepada manusia itu menjadi remeh dan ringan. Sebaliknya, akan muncul dalam hati Anda rasa cinta yang agung dan berat kepada Allah SWT, Sang Pemilik Cinta Sejati. Itulah yang dialami oleh orang-orang sholih ketika mereka mencintai Allah SWT. Ibrahim bin Adhom, seorang ulama salaf, begitu asyiknya bercinta dengan Allah sampai ia berani berkata: “Jika para raja mengetahui betapa bahagianya aku, niscaya mereka akan merebutnya walaupun menggunakan pedang-pedang mereka.” Ketika Rabi’ah al Adawiyah sedang bernunajat kepada Allah SWT, lalu ada seorang temannya yang mengajaknya menghadiri sebuah acara pesta yang ramai dan indah, Rabi’ah berkata: “Mana lagi yang lebih indah daripada bermunajat kepada Allah SWT”. Itulah sebabnya di jaman dahulu, ketika cinta orang-orang Islam kepada Allah SWT demikian besarnya, maka sedikit sekali kisah tentang tragedi cinta antar manusia. Bahkan wanita muslimah jaman dahulu begitu cintanya kepada Allah SWT, sehingga mereka merasa ringan saja ketika suaminya melakukan poligami. Namun di jaman sekarang, ketika cinta kepada lawan jenis diselewengkan menjadi cinta yang terbesar. Cinta yang berarti memiliki. Ditambah dengan cerita-cerita seperti Romeo and Juliet yang mengagungkan cinta walau menabrak norma sosial, maka bermunculanlah berbagai kisah tragedi cinta yang memilukan hati dan menyengsarakan. Bermunculanlah penghianatan-penghianatan terhadap nilai-nilai mulia, seperti kesetiaan, kejujuran dan penghargaan satu sama lain. Orang yang selingkuh atas nama cinta adalah orang-orang yang cengeng/pengecut. Mereka rela menghancurkan nilai-nilai mulia demi mendapatkan kesenangan pribadi semata.
Oleh sebab itu jika Anda mengaku beriman kepada Allah SWT, kendalikan rasa cinta Anda di bawah akal sehat yang dituntun oleh syariat Islam. Lupakan wanita itu dan juga anak Anda (sudahkan Anda menguji secara ilmiah bahwa memang betul itu anak Anda, misalnya dengan uji DNA?). Lupakan masa lalu Anda. Kalau Anda sulit melupakannya, ambil langkah lebih tegas. Putuskan sama sekali komunikasi dengannya. Atau pindah kerja jika itu adalah jalan terbaik untuk melupakannya. Fokus Anda sekarang bukan mengingat-ingat betapa sepinya hati Anda atau wanita tersebut tanpa kehadiran satu sama lain. Fokus Anda sekarang adalah bagaimana supaya taubat Anda bisa diterima Allah SWT. Salah satunya dengan meningkatkan cinta dan pelayanan kepada isteri dan anak yang sekarang ada di pelukan Anda. Sibukkan diri Anda dengan banyak beribadah dan beramal sholih sebagai penebus dosa Anda di masa lalu. Semoga Allah SWT membantu Anda untuk melupakannya dan menerima taubat Anda.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan