Mencegah Ledakan Emosi

Assalammualikum wr. Wb

Pak Hadi, saya ibu rumah tangga sekaligus pengajar pada sebuah bimbingan belajar (25). Seharusnya menilik dari latar belakang saya sebagai seorang pengajar, saya bisa mengatur emosi saya yang cenderung meledak-ledak.

Dalam lingkungan kerja saya bisa bersabar dalam mengajar, bahkan saya sering menjadi teman curhat para siswa dan rekan. namun saat dirumah dan di luar lingkungan kerja persoalan sedikit saja bisa membuat saya emosi, sehingga hal tersebut sangat mengganggu keharmonisan antara saya dan suami.

Alhamdullilah saya diberikan suami yang sangat sabar, meskipun saya sendiri sadar beliau juga pasti tertekan dengan kondisi kejiwaan saya yang labil. sering sekali saya adu mulut bahkan berani adu otot dengan siapapun yang membuat saya emosi, meskipun akhirnya saya sendiri menyesal dengan kejadian tersebut.

Pertanyaan saya kepada pak Hadi adalah, bagaimana caranya saya bisa mengendalikan emosi dan menjadi seorang muslimah yang sabar. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalam

Pada dasarnya manusia membutuhkan sebuah emosi, tanpa emosi manusia seperti benda yang diam dan tidak mempunyai kemauan. Namun pula emosi tidak boleh berlebihan itulah yang biasa disebut dengan sifat emosional.

Banyak kondisi seseorang menjadi emosional, saat pulang kerja dalam keadaan capek setelah kerja seharian, seseorang mudah sekali terpancing kemarahan oleh hal-hal sepele, misalnya jika anak-anak terlampau ribut atau tidak mau mandi, seorang ibu akan marah. Dalam waktu lain mungkin rangsangan itu tidak cukup kuat untuk menimbulkan perasaan marah.

Di satu sisi manusia memang harus melepaskan semua amarah yang ada di dalam dirinya agar diperoleh suatu kelegaan atau terlepas dari adanya suatu beban berat. Namun di sisi lain tentu saja dituntut cara-cara yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan tersebut sebab jika tidak maka hal itu bisa merusak sendi-sendi kehidupan yang mungkin sudah tertata dengan baik. Dengan kata lain individu harus mampu mengendalikan kemarahan tersebut sebelum kemarahan itu justru yang mengendalikan hidupnya.

Banyak faktor seseorang mempunyai sifat emosional di antaranya: Faktor genetik. Faktor genetik menunjukkan bahwa beberapa anak memang terlahir dengan karakteristik mudah marah. Hal ini bisa dilihat pada awal-awal tahun kehidupan sang anak. Bisa juga karena pengaruh sosial dan budaya di mana masyarakta sekitarnya cenderung dalam tempramen keras. Latar belakang keluarga juga dapat menjadi faktor. Keluarga yang tidak terampil dalam mengelola emosi dapat ditirukan oleh para anggota keluarganya.

Anda tidak mungkin menghilangkan atau menghindari sesuatu yang menjadi penyebab kemarahan. Andapun akan sangat sulit (bahkan tidak mungkin) untuk bisa mengubah orang lain agar tidak membuat anda marah. Satu hal yang bisa ada lakukan adalah mnegndalikan emosi anda sendiri. Dalam rangka menyalurkan dan mengendalikan kemarahan, maka ada tiga pendekatan yang bisa dipilih:

Lalu bagaimana mengelola emosi? Ekspresikan secara Asertif jangan agresif. Mengekspresikan Kemarahan secara Asertif bukan secara agresif, Berusahalah untuk menahan Amarah dan mengalihkannya dengan mengubahnya menjadi tindakan yang konstruktif. Contoh: ketika sedang marah maka anda justru bekerja lebih lama dan produktif.

Cara lain yang bisa ditempuh dalam mengendalikan kemarahan adalah dengan cara menenangkan diri, menarik nafas dalam-dalam dan mencoba meredakan emosi.. Dalam hal ini ketika amarah datang maka anda segera mengambil jarak dari sumber penyebab kemarahan dan mencoba untuk mengendalikan emosi yang sedang bergejolak di dalam diri anda sendiri. Dengan demikian diharapkan bahwa amarah yang ada di dalam diri anda berangsur-angsur mereda.

Bila sifat amarah Anda datang cobala kendalikan dengan Relaksasi misalnya menarik nafas dalam-dalam, melakukan latihan-latihan ringan untuk mengendurkan otot-otot, atau pun dengan kata-kata: sabar, ga ada apa-apa, take it easy, dan sebagainya.

Cobalah mengubah pikiran-pikiran yang berlebih-lebihan tersebut dengan suatu yang rasional. Contoh: daripada anda mengatakan, "ah, ini sangat mengerikan, hancur semuanya, ini adalah mimpi buruk bagi saya", cobalah mengubahnya dengan, "ya memang hal ini membuat saya frustrasi, dan saya bisa memahami mengapa saya menjadi marah, tetapi ini bukanlah akhir dari segala-galanya bagi saya dan kemarahan tidak akan mengubah apa-apa

Di samping hal-hal yang telah disebutkan di atas, mungkin masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh anda untuk mengendali amarah di dalam diri. Salah satu yang patut dicatat adalah dengan semakin mendekatkan diri pada Allah. Dengan kata lain ketika anda berada dalam situasi tidak menyenangkan dan anda ingat bahwa hal tersebut adalah dari Allah, maka saya yakin anda pasti akan berpikir panjang untuk benar-benar menjadi marah. Akhir kata: anda tidak akan pernah bisa menghilangkan amarah tetapi anda bisa mengendalikannya.

Mengendalikan amarah akan membuat anda menjadi lebih tenang dan mampu menikmati hidup selamanya
Semoga bermanfaat